Menu Utama :


[PETA NUSANTARA] [RADIO HARAMAIN] [TV-ISLAM CHANNEL] [QIBLAT LOCATOR] [MUSIK DAN FILM] [SLIDE FOTO]

pemikiran dan analisis para pakar untuk pembangunan bangsa


19 Desember 2008

Anda berminat lempari Bush dengan sepatu ?

Silahkan klik alamat (url) berikut :

http://www.paledu.info/bush_files/index.swf

16 Desember 2008

Presiden AS George W. Bush Dilempar Dengan Sepatu

During former US president George W.Bush's last visit to Iraq, in a news conference an Iraqi journalist throws 2 shoes at Bush. Shoes don't actually hit Bush as he quickly ducks but one shoe hits the US flag.

Shoe attack mars Bush's Iraq visit

George Bush, the US president, has had a pair of shoes hurled at him at a press conference during his last surprise visit to Iraq before leaving office in January.

19 Oktober 2008

Film: Ada Hak Anak Miskin di Diri Guru

Download:
FLVMP43GP

Saat ini, film Laskar Pelangi menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Mulai presiden hingga guru-guru di sekolah. Mereka menyempatkan diri pergi ke gedung bioskop dan menonton indahnya film besutan Riri Riza ini. Film yang diadopsi dari novel Andrea Hirata ini bercerita tentang kegigihan anak-anak miskin di Pulai Belitong menempuh pendidikan.

15 Oktober 2008

Zeitgeist - The Movie: Federal Reserve (Part 1 of 5)

Simak dan perhatikan bagaimana permainan The Fed sebagai Bank Sentral di USA yang milik swasta dan akan/telah kuasai ekonomi "Amerika dan mau kuasai dunia ?" klik video berikut :

"Zeitgeist - The Movie" is a three part film. The film, unedited, is two hours long. The video you are currently watching is part three of three of the film; "The Federal Reserve". If you'd like, you can view parts one (Religion) and two (World Trade Center) in my profile.I have split this video into five parts.You can view the entire video at this link: http://www.zeitgeistmovie.com or click :
http://www.youtube.com/watch?v=_dmPchuXIXQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=lBZne09Gf5A&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=SjUrib_Gh0Y&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=_BVNN1wqw3k&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=1I796gwn95I&feature=related

Republik Baliho

Oleh : Suko Widodo,
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Airlangga

Di Indonesia, pertumbuhan baliho lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk. Anekdot ini mungkin terlampau mengada-ada. Tapi, itulah fenomena yang terjadi saat ini berkaitan dengan kompetisi politik di Indonesia. Betapa tidak, baliho, spanduk, stiker, dan atribut-atribut politik begitu menebar di mana-mana.

Tempat-tempat yang seharusnya tidak layak menjadi arena pemasaran politik diterjang hanya untuk kepentingan pencarian kekuasaan. Bukan hanya di sepanjang jalan, bukan hanya di gardu-gardu, bahkan tempat ibadah dan kuburan juga menjadi ruang untuk memengaruhi publik.

13 Oktober 2008

Dampak Krisis Keuangan AS, Waspadai Kemungkinan IMF Caplok Indonesia Lagi

Pengamat ekonomi mengingatkan akan kemungkinan masuknya kembali lembaga donor internasional ke Indonesia memanfaaatkan momentum krisis keuangan AS yang berdampak pula pada perekonomian nasional.

"Yang harus diwaspadai adalah masuknya negara-negara donor yang siap mencaplok negara kita, seperti IMF,” ujar ekonom INDEF pada para wartawan di Gedung Depkominfo, Jakarta, Jumat (10/10).

09 Oktober 2008

Bush pidato dalam bahasa Jawa

Kalau Langit Masih Kurang Tinggi

Oleh: Dahlan Iskan

Meski saya bukan ekonom, banyak pembaca tetap minta saya "menceritakan" secara awam mengenai hebatnya krisis keuangan di AS saat ini. Seperti juga, banyak pembaca tetap bertanya tentang sakit liver, meski mereka tahu saya bukan dokter. Saya coba:

Semua perusahaan yang sudah go public lebih dituntut untuk terus berkembang di semua sektor. Terutama labanya. Kalau bisa, laba sebuah perusahaan publik terus meningkat sampai 20 persen setiap tahun. Soal caranya bagaimana, itu urusan kiat para CEO dan direkturnya.

03 Oktober 2008

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: Alat Bagi Kebangkitan Bangsa ?

Oleh : Prof. Sayuti Hasibuan, Ph.D

1. Pengantar

Kenapa harus ada perencanaan nasional disaat era kebebasan informasi global dan demokrasi saat ini ? Justru di era kebebasan seperti sekarang ini dibutuhkan perencanaan nasional sebagai sebuah upaya sadar membangunan lembaga dan budaya negara dan masyarakat bangsa dalam sebuah Republik yang masih relatif muda seperti Indonesia. Itulah sebabnya kita sepakati adanya sebuah undang-undang yang mengatur sistem perencanaan pembangunan bangsa seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembanguanan Nasional, Jakarta, 5 Oktober 2004). Apalagi sekarang GBHN sudah tidak ada dan Presiden juga dipilih langsung; sehingga dibutuhkan suatu pengaturan agar proses pembangunan bangsa bisa diarahkan bagi pencapaian visi bangsa sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tentu diharapkan undang-undang sistem perencanaan menjadi alat kebangkitan bangsa. Harapan inilah yang ternyata tidak terpenuhi oleh undang-undang sistem perencanaan yang ada.

30 September 2008

GEJOLAK FINANSIAL Tangan Tuhan, Krisis Keuangan AS, dan Kita

Oleh: Muslimin Anwar

Jumat, 26 September 2008

Boleh jadi, sepertinya Tuhan tengah menegur Amerika Serikat (AS) dengan krisis keuangan saat ini. Bagaimana mungkin,bank investasi papan atas sekelas Lehman Brothers luluh lantak dalam sekejap setelah 158 tahun kokoh berdiri.

Kita pun seakan tak percaya Morgan Stanley dan Goldman Sachs kini harus turun kelas menjadi sekadar bank komersial belaka, untuk bisa bertahan hidup. Kita pun terperangah ketika menyadari Federal Reserves terpaksa menyuntikkan 85 miliar dolar AS ke tubuh bongsor AIG, agar tidak mati lemas seketika.

Mungkin inilah cara Tuhan berlaku adil, sekadar mengobati luka hati mereka yang kehilangan harta bendanya di New Orleans, anak-anak yatim di Irak, para piatu di Afghanistan, dan orang-orang yang kehilangan rumahnya di Palestina, yang merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintahan George W Bush. Tak kurang dari Barack Obama menuding Bush-lah yang bertanggung jawab atas demikian berantakannya situasi dunia dan prahara yang terjadi di AS.

Di sisi lain, ada pula yang berujar, mungkin ini pulalah cara Tuhan menyampaikan salam perpisahan kepada George W Bush, di akhir masa pemerintahannya yang tinggal berbilang bulan. Kalau di awal pemerintahannya ia bertekad memburu seorang (Saddam) Hussein, maka menjelang akhir pemerintahannya ia balik dikejar-kejar oleh seorang Hussein lainnya, yang tak lain adalah Barack Husein Obama.

Namun terlepas dari itu semua, perlukah kita lantas turut bergembira atas krisis keuangan yang merontokkan bursa saham Wall Street itu? Patutkah kita bersorak sambil meneriakan "Rasain kau Amerika!".

Rasanya, hal tersebut tak akan menambah baik suasana. Lebih bijak bestari apabila hati dan pikiran kita bersama dengan rakyat jelata di berbagai belahan dunia yang segera bertambah berat beban hidupnya, terancam kehilangan rumah dan pekerjaannya, akibat ketamakan segelintir manusia di Wall Street sana.

Lebih arif dan manusiawi apabila kita berempati dan turut mengurangi dampak gempa besar dengan episentrum di AS itu. Lantas apa yang perlu kita lakukan? Ada banyak cara untuk segera meminimalisasi dampak buruk gempa keuangan ini bagi rakyat kebanyakan.

Pertama, sebagai bangsa, tentunya kita menginginkan kejujuran dan kesungguhan pemerintah untuk meyakinkan kita bahwa situasi ekonomi kita dalam keadaan aman. Kita menginginkan pemerintah secara transparan dan akuntabel memberikan informasi yang menyejukkan, bukan sekadar dongeng pengantar tidur sebagaimana yang terjadi sebelum krisis moneter 1997/98. Ketika itu Presiden Soeharto dengan tegas menyatakan bahwa fundamental ekonomi kita kuat, sehingga tak akan terkena imbas dari krisis mata uang yang ketika itu tengah melanda Thailand.
Kita sama-sama mahfum kalau riak dari tsunami keuangan di AS itu sudah sampai di Bumi Pertiwi. Hal ini ditunjukkan oleh merosotnya indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana banyak investor melepas portofolionya dan pada akhirnya turut memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

Saatnya pemerintah dan BI secara intensif menenangkan dan meyakinkan pasar dengan membumikan apa yang telah mereka susun sebagai sistem stabilitas keuangan itu. Sebagaimana diketahui, saat ini telah dibentuk Komite Koordinasi yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Selain itu, telah pula dikeluarkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner LPS tentang Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK) sebagai wadah koordinasi bagi BI, Depkeu dan LPS dalam memelihara stabilitas sistem keuangan.

Badan Krisis

Mungkin ada baiknya pula dipikirkan untuk membentuk badan jebolan FSSK ini yang memiliki kekuatan hukum untuk menganani krisis keuangan, dimulai saat ini untuk berjaga-jaga, sebelum dampak krisis keuangan AS dirasakan lebih besar lagi di Indonesia.

Tampaknya badan pelaksana SSK atau crisis centre ini mendesak dibentuk, karena tak ada yang pernah menduga kasus sub-prime mortgage yang terkuak tengah tahun 2007 itu menyebabkan tsunami semacam ini. Demikian pula, tak ada yang tahu apabila dampak yang baru dirasakan beberapa perusahaan di Indonesia seperti Manulife dan mungkin AIG Life juga akan dirasakan lebih dahsyat lagi oleh perusahaan lainnya yang saat ini tengah tiarap, menyelesaikan masalahnya sendiri. Kita tentunya tak ingin kasus serupa Lehman Brothers menimpa perusahaan di Indonesia, padahal indikasi itu sudah ada sejak tahun lalu.

Ketiga, melongok ke gedung Kongres di AS sana yang tengah mempertontonkan kebingungan dan kegamangan untuk memutuskan bail-out senilai 700 miliar dolar AS, sudahkah saatnya DPR kita berembuk segera membuat opsi-opsi keputusan apabila riak-riak tsunami di Indonesia saat ini menjadi banjir bandang.

Salah satu yang perlu segera dilakukan parlemen adalah menyiapkan seperangkat UU yang mengatur krisis tersebut (UU Krisis) ataupun UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) yang RUU-nya sampai saat ini belum juga disahkan.

RUU JPSK itu sebenarnya telah mengatur langkah dan kebijakan yang perlu dan dapat ditempuh oleh pemerintah dan BI bila krisis melanda, berikut dengan aturan mengenai hubungan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing instansi keuangan terkait. Dalam RUU JPSK semua komponen JPSK ditetapkan secara rinci, yakni meliputi pengaturan dan pengawasan bank yang efektif, lender of the last resort, skim asuransi simpanan yang memadai, dan mekanisme penyelesaian krisis yang efektif.

Dengan diberlakukannya RUU ini maka dihadapkan biaya ekonomi dan sosial dapat diminimalisasikan, karena krisis dapat ditangani secara cepat, tepat, dan sesuai kaidah-kaidah hukum yang mengaturnya.

Dengan begitu, tak ada lagi kericuhan pascakrisis, saling tuding antarlembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif, yang membuat pembangunan yang seharusnya dilaksanakan, menjadi tersendat permasalahan semacam BLBI tempo lalu.

Keempat, diperlukan kedisiplinan dalam menjalankan aktivitas di bisnis keuangan ini. Para pengusaha, konglomerat, dan kaum profesional diharapkan mengedepankan good corporate governance dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

*) Muslimin Anwar Phd, Doktor Bidang Ekonomi Moneter dan Keuangan Brunel University, London

Sumber :
Suara Karya Online

27 September 2008

Budaya Malu Dikikis Habis Gerakan Syahwat Merdeka

Pidato Kebudayaan Taufiq Ismail
di Taman Ismail Marzuki 15 Desember 2006.

Sederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia, naik ke daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini datang susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai tahun 1998 ketika reformasi; meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu dan jendela Indonesia.

Hawa ruangan yang sumpek dalam dua zaman itu berganti dengan kesegaran baru. Tapi tidak terlalu lama, kini digantikan angin yang semakin kencang dan arus yang nienderu-deru.

Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnya partai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannya SIUPP (izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik, diselenggarakannya pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya. Dinikmati belum sampai sewindu, tapi sementara itu silih berganti beruntun-runtun belum terpecahkan krisis yang tak habis-habis, tagihan rekening reformasi ternyata mahal sekali.

Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh dan menyuburkan kelompok permisif dan adiktif negeri kita, yang sejak 1998 naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita adalah gelombang sebuah GERAKAN SYAHWAT MERDEKA. Gerakan tak bersosok organisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerja sama bahu-membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasa mendanainya, dan banyak media massa cetak dan elektronik jadi pengeras suaranya.

Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini ?

Pertama, adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok dalam perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Sebagian berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga normal, sebagian lebih besar tak mau menampakkan diri .

Kedua, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiada perlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu menawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat nomor telepon genggam, serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan (kue pancong berkumis dan lemper berbaterai) dan boneka karet perempuan yang bisa dibawa bobok bekerjasama.

Ketiga, produser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat seks siswa dengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa dengan pria paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial ditayangkan pada jam prime-time, kalau pemainnya terkenal. Remaja berseragam OSIS memang menjadi sasaran segmen pasar pcnting lahun-tahun ini. Beberapa guru SMA menyampaikan keluhan pada saya. "Citra kami guru-guru SMA di sinetron adalah citra guru tidak cerdas, kurang pergauldn dan memalukan”. Mari kita ingat ekstensifnya pengaruh tayangan layar kaca ini. Setiap tayangan televisi, rata-rata 170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya!

Kecmpat, 4.200.000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100.000 (seratus ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus fisiologinya, dapat diakses tanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baik dari San Frascisco, Timbuktu, Rotherdam maupun Klaten.

Pornografi gratis di internet luar biasa besar jumlahnya. Seorang sosiolog Amerika Serikat mengumpamakan serboan kecabulan itu di negaranya bagaikan "gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kami melawannya dengan dua telapak tangan". Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan situs porno diblokir Pemerintah untuk terutama meliiidungi anak-anak dan remaja. Pemerintah kita tidak melakukan hal yang sama.

Kelima, penulis, penerbit dan propagandis buku syahwat 50% sastra dan 25% sastra di Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis pria. Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan sekitarnya mayoHtas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysia berkata: "Wah, pak Taufik, pengarang wanita Indonesia berani-berani. Kok mereka tidak main, ya?". Memang begitulah, rasa rnalu itu yang sudah terkikis, bukan saja pada penulis-penulis perempuan aliran S.M.S (Sastra Mazhab Selangkang) itu, bahkan lebih-lebih lagi pada banyak bagian dari bangsa.

Keenam, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan terbitan dengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itu tampak dari kulit luar biasa-biasa saja, tapi didalamnya banyak gambar hubungan badannya, misalnya (bukan main) antara siswa dengan Bu Guru. Harganya Rp 2.000. Sebagian komik-komik itu tidak semata lucah saja, tapi ada pula kadar idiologinya. Idiologinya adalah anjuran perlawanan pada orang tua dan guru yang banyak aturan ini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalam salah satu komik itu saya baca kecaman yang paling sengit adalah pada Menteri Pendidikan Jepang. Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yang dikecam jadinya Menteri Pendidikan Nasional kita.

Ketujuh, produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD Biru. Indonesia kini jadi sorga besar Pornografi paling murah di Dunia, diukur dari kwantitas dan harganya. Angka resmi produksi dan bajakan tidak saya ketahui, tapi literatur menyebut antara 2 juta - 20 juta keping setahun. Harga yang dulu Rp 30.000 sekeping, kini turun menjadi Rp 3.000, bahkan lebih murah lagi. Dengan biaya 3 batang rokok kretek yang diisap 15 menit, orang bisa menonton sekeping VCD/DVD Biru dengan pelaku kulit putih dalam 6 posisi selama 60 menit. Luar biasa murah. Anak SD kita bisa membelinya tanpa risi, tanpa larangan peraturan Pemerintah. Seorang peneliti mengabarkan bahwa di Jakarta Pusat ada murid-murid laki-laki yang kumpul dua sore seminggu di rumah salah seorang dari mereka, lalu menayangkan VCD/DVD porno. Sesudah selesai mereka onani bersama-sama. Siswa sekolah apa? dan kelas berapa?
Siswa SD, kelas lima. Tak diceriterakan apa ekses selanjutnya.

Kedelapan, pabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagai merek dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecil diproduksi, mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kios tukang rokok di depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. Di Amerika dan Eropa batas umur larangan dibawah 1 8 tahun. Negeri kita pasar besar minuman keras, jualannya sampai ke desa-desa (tanpa batas umur).

Kesembilan, produsen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkat keterlibatan Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan kini sampai pada derajat produsen dunia. Enam juta anak muda Indonesia terperangkap sebagai pengguna, ratusan ribu menjadi korbannya. (diluar teks: "di provinsi tetangga ada pabrik narkoba terbesar ketiga didunia).

Kesepuluh, pabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racun nikotin 57.000 orang/tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati, atau setiap 9 menit seorang pecandu rokok meninggal dunia. Pemasukan pajak 15 triliyun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakit akibatnya 30 triliyun rupiah. Mengapa alkohol, narkoba dan nikotin termasuk dalam katagori kontributor arus syahwat merdeka ini? Karena sifat adiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula proses pembantukan ketiga adiksi tersebut dalam susunan syaraf pusat manusia. Dalam masyarakat permisif, interaksi antara seks dengan alkohol, narkoba dan nikotin, akrab sekali sukar dipisahkan. Interaksi kemudian dilengkapi dengan tindak kriminalitas berikutnya, seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan. Setiap hari berita semacam ini dapat dibaca dikoran-koran. (conloh selebritis Alda mati dihotel di Jakarta).

Kesebelas, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam masyarakat permisif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi yang diperlukan.

Keduabelas, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat suka sama suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk perjanjian bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini prostitusi berfungsi.

Ketigabelas, Dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh unsur pertama diatas, kasus perkosaan dan kchamilan diluar pernikahan meningkat drastis. Setiap hari dapat kita baca kasus siswa SMP/SMA memperkosa anak SD, satu- satu atau rame-rame, ketika papi mami tak ada dirumah dan pembantu pergi ke pasar berbelanja. Setiap ditanyakan apa sebab dia/mereka memperkosa, selalu dijawab karena terangsang sesudah menonton VCD/DVD Biru dan ingin mencobakannya. Praktisi aborsi gelap menjadi tempat pelarian, bila kehamilan terjadi,, Seorang peneliti dari sebuah Universitas di Jakarta menyebutkan bahwa angka aborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15 detik seorang calon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggal akibat dari salah satu atau gabungan ketujuh faktor diatas. Inilah produk akhirnya. Luar biasa destruksi sosial yang diakibatkannya. ; Dalam gemuruh gelombang gerakan syahwat merdeka ini, pomografi dan pornoaksi menjadi bintang panggungnya, melalui gemuruh kontroversi pro kontra RUU APP.

Karena satu dua atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang total kontra menolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwat merdeka ini. Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa didalamnya. Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah sempurnakan adalah perlindungan bagi anak cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadap kekerasan pornografi. Dalam hiruk-pikuk disekitar RUU ini, terlupakan betapa dalam usia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 th. Terpagar pornografi, situs porno di internet naik lebih 10 kali lipat, lalu 40% anak-anak kita yang lebih dewasa sudah melakukan hubungan seks pra nikah. Sementara anak-anak di Amerika Serikat dilindungi oleh 6 undang-undang, anak-anak kita belum, karena undang-undangnya belum ada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka karena kunonya. Gelombang Syahwat Merdeka yang menolak total RUU ini berarti menolak melindungi anak cucu kita sendiri. Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasi bahu-membahu, menumpang gelombang massa, Reformasi mendestruksi moralitas dan tatanan sosial. Ideologinya neo-liberalisme, pandangannya materialistis, disokong kapitalisme jagad raya.

MENGUJI RASA MALU DIRI SENDIRI

Seorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknya yang dimuat disebuah media. Dia berkata: "kalau cerpen saya itu dianggap pornografi, wah, sedihlah saya". Saya waktu itu belum sempat membacanya. Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenai pornografi.

Begini, misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karya saya itu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh dalam karya saya itu saya ganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak, adik, siswa dikelas sekolah, anggota pengajian masjid, jemaah gereja; kemudian saya tidak merasa main, tiada dipermalukan, tak canggung, tak risi, tak muak dan tidak jijik karenanya, maka karya saya itu bukan karya pornografi.

Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya. Ketika saya menilai karya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang sama juga, yaitu bila orang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bisa melakukan tes tersebut dengan cara yang serupa.

Pedekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yang kini luntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalu banyak hal.
Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpang taufan reformasi dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga di Indonesia. Majalah ini medium awal masturbasi pembaca Amerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian dikalahkan oleh situs porno internet, sehingga jadilah publik pembaca dan publik langganan internet Amerika tukang onani terbesar di dunia. Majalah pabrik pengeruk keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencoba menjajalkan bentuk eksploitasi kaum hawa dinegeri kita yang pangsa pasarnya luar biasa besar ini. Bila mereka berhasil, maka bakal berderet antri majalah anti tekstil ditubuh perempuan dan fundamentalis syahwat merdeka seperti Penthouse, Hustler, Celebrity skin, Cheri, Swank, Velvet, Cherry Pop, XXX teens dan seterusnya.

Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur Payboy, saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan, yaitu mengganti model 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu kandung, ibu mertua, kakak, adik, istri dan anak perempuan mereka sendiri. Sesudah dimuat, promosikan foto-foto itu di 10 saluran televisi dan 25 surat kabar. Bagaimana? Berani? Malu atau tidak ? Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah menduga, memperkirakan, mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang membaca karya pornografis itu. Sesudah seorang membaca, katakan cerpen yang memberi sugesti secara samar-samar tejadinya hubungan kelamin, apabila kalau dengan jelas mendiskripsikan adegannya, apakah dengan kata-kata indah yang dianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal, maka pembaca akan terangsang.

Sesudah terangsang yang paling penakut akan onani dan yang paling nekat akan memperkosa. Memperkosa perempuan dewasa tidak mudah, karena itu anak kecil jadi sasaran. Perkosaan banyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih bau susu bubuk, belum haid yang dirumah sendirian karena papi mami pergi kerja, pembantu pergi kepasar, jam 9.00-10.00 pagi.

Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanya kena apa, umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno, mereka terangsang ingin mencoba sediri. Merayu orang dewasa takut, mendekati perempuan bayaran tidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yang sangat banyak ini (peneliti yang raj in akan bisa mendapat S-3 lewat tumpukan guntingan Koran), mungkin saja anak itu juga pernah membaca cerita pendek, puisi, novel atau komik cabul.

Akibat selanfutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi^ 'penularan penyakit kelamin gonorrhoe, siphilis, HIV/AIDS, yang meruyak di kota-kota besar Indonesia berbarengan dengan akibat penggunaan alkohol dan narkoba yang tak kalah destruktifhya. ,;

AKIBAT SOSIAL INI TAK PERNAH DIFIKIRKAN PENULIS

Semua rangkaian musibah sosial ini tidak pernah difikirkan oleh penulis cerpen/puisi/novelis erotis yang umumnya asyik berdandan dengan dirinya sendiri, mabuk posisi selebriti, kesana disanjung kesini dipuji, tidak pernah bersedia merenungkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh tulisannya. Sejumlah cerpen dan novel pasca reformasi sudah dikatakan orang mendekati VCD/DVD porno tertulis. Maukah mereka membayangkan, bahwa sesudah sebuah cerpen atau novel dengan rangsangan syahwat terbit, maka beberapa ratus atau ribu pembaca yang terangsang itu akan mencontoh apa yang disebutkan dalam alinea-alinea diatas tadi dengan segala rentetan kemungkinan yang bisa terjadi selanjutnya?

Destruksi sosial yang dilakukan penulis cerpen/novel syahwat itu, beradik kakak dengan destruksi yang dilakukan produsen/pengedar/ pembajak/pengecer VCD/DVD porno, beredar (diperkirakan) sebanyak 20 juta keping, yang telah meruyak dimasyarakat kita, masyarakat konsumen pornografi terbesar dan termurah di dunia. Dulu harganya Rp 30.000 sekeping, kini Rp 3.000 sama murahnya 3 batang rokok kretek. Mengisap rokok kretek 15 menit sama biayanya dengan memiliki dan menonton sekeping VCD/DVD syahwat sepanjang 60 menit itu. Bcrsama dengan produsen Alkohol, narkoba dan nikotin, mereka tidak sadar telah menjadi unsur penting pengukuhan masyarakat permisif/addiktif/serba boleh/apa saja genjot, yang dengan bersemangat apa mereka anggap tabu selama ini, berpartisipasi meluluh lantakkan moralitas anak bangsa.

PERZINAAN YANG HAKEKATNYA PENCURIAN ADALAH CIRI SASTRA SELANGKANG.

Akhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karya penulis yang tersebut diatas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen itu lancar dibaca. Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise sering ditulis pengarang Indonesia yang pertama kali pergi keluar negri, yaitu pertemuan seorang laki-laki di negeri asing dengan perempuan asing di negeri itu. Kedua-duanya kesepian. Si laki-laki Indonesia lupa istri di kampung. Diakhir cerita mereka, mereka berpelukan dan berciuman. Begitu saja.Dalam interaksi yang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakan sikap yang jelas terhadap hubungan kedua orang itu. Akan kemana hubungan itu berlanjut, juga tak eksplisit. Apakah akan sampai pada hubungan pernikahan atau pezinaan, kabur adanya.

Perzinaan adalah sebuah pencurian. Yang melakukan zina mencuri hak orang lain, yaitu hak penggunaan alat kelamin orang lain secara tidak sah. Penzina melakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinahi. Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinahi bersekongkol dengan yang melakukan penetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosa adalah perampok penggunaan alat kelamin orang yang diperkosal Penggunan alat kelamin seseorang diatur dalam lembaga pernikahan yang suci adanya.

Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembaga pemikahan, dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yang tokoh-tokoh dalam karyanya diberi peran syahwat merdeka, adalah rombongan pencuri bersuluh sinar rembulan dan matahari. Mereka maling tersamar. Mereka celakanya, tidak merasa jadi maling karena (herannya) ada propagandis sastra menghadiahi mereka glorifikasi, dan penerbit menyediakan gratifikasi. Propagandis dan penerbit sastra semacam ini dalam istilah kriminologi, berkomplotan dengan maling.

Hal ini berlaku bukan saja (yang dianggap) sastra, tapi juga untuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan semacam itu. Buku petunjuk yang begitu langsung tak langsung menunjukkan cara berzina, lengkap dengan nama, alamat tempat berkumpulnya alat-alat kelamin yang dapat dicuri haknya dengan cara membayar tunai atau dengan kartu kredit gesekan.

Sastra Mazhab Selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagi masalah wilayah selangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysia pengarang-pengarang yang mencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, maka di Indonesia pengarang sastra selangkang mayoritas perempuan. Beberapa diantaranya mungkin memang nimphomania atau gila syahwat, hingga ada kritikus sastra sampai hati menyebutnya "vagina yang haus sperma". Mestinya ini sudah menjadi kasus psikiatri yang baik disigi, tentang kemungkinannya jadi epidemi dan harus dikasihani.

Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan Sulawesi Selatan naik tahta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, sultanah atau ratu dengan kenegarawanan dan reputasi terpuji, maka diabad 21 ini sejumlah perempuan Indonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompok permissif dan adiktif sebagai penulis sastra selangkang, yang aromanya jauh dari wangi, menyiarkan bau amis-bacin kelamin tersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari

DENGAN RINGAN NAMA TUHAN DIPERMAINKAN

Di tahun 1971-1972 ketika saya jadi penyair tamu di Iowa Writing Program Universitas Iowa, di benua itu sedang heboh-hebohnya gelombang gerakan perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian arus riaknya sampai ke Indonesia. Kaum feminis Amerika waktu itu sedang gencar-gencarnya mengumumkan pembebasan kaum perempuan, terutama liberasi kopulasi, kebebasan berkelamin, di koran, majalah, buku dan televisi.

Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin orang lain itu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas mringis seperti Gloria Steinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya. Mereka tidak peduli terhadap epidemik penyakit kelamin HIV/AIDS yang meruyak menyebar seantero Amerika Serikat waktu itu, menimpa baik orang laki-laki maupun perempuan, hetero dan homoseksual, akibat kebebasan yang bablas itu.

Di stasiun kereta api bawah tanah New York, seorang laki-laki korban HIV/AIDS menadahkan topi mengemis. Belum pernah saya melihat kerangka manusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinar matanya kosong, suaranya parau. Kematian banyak anggota kelompok ini, terutama di kalangan seniman di tahun 1970-an tulis seorang esais, bagaikan kematian di medan perang Vietnam. Sebuah orkestra simphoni di New York, anggota-anggotanya bergiliran mati saban minggu karena kejangkitan HIV/AIDS dan narkoba, akibat kebebasan bablas itu. Para pembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa bangsa karena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya sangat heran. Sungguh memuakkan.

Kalimat bersayap mereka adalah "This is my body, I'll do whatever I like with my body (ini tubuhku. Aku akan lakukan apa saja yang aku suka dengan tubuhku ini)". Congkaknya luar biasa, seolah-olah tubuh mereka itu ciptaan mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kredit mencicil dari Tuhan, cuma satu tingkat di atas sepeda motor Jepang dan Cina yang diobral di iklan koran-koran.

Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjur masyarakat permissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkan dalam segala urusan. Jangan bicara tentang moral dengan mereka. Dengan ringan nama Tuhan dipermainkan dalam karya. Situasi kita kini merupakan riak-riak gelombang dari jauh itu, dari abad 2p ke awal abad 21 ini, advokatornya dengan semangat dan stamina mirip anak-anak remaja bertopi beisbol yang selalu meniru membeo apa saja yang berasal dari Amerika Utara itu.

Ciri kolektif seluruh komponen gerakan syahwat merdeka ini adalah budaya malu yang telah kikis nyaris habis dari susunan syaraf pusat dan batang tubuh mereka, dan tak adanya lagi penghormatan terhadap hak penggunaan kelamin orang lain yang disabet/diserimpung/dikorupsi dengan entengnya. Tanpa memiliki hak penggunaan kelamin orang lain, maka sesungguhnya gerakan syahwat merdeka adalah maling dan garong genitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dan narkoba, menjadi perantara kriminalitas di masyarakat luas, mencecerkan HIV/AIDS dan aborsi, bersuluh bulan dan matahari.

Jakarta 15 Desember 2006

Dikutip sesuai dengan aslinya oleh H. M. Muadz Dirdjowijoto, atas izin penulis Bapak Taufiq Ismail, untuk disebar luaskan dalam upaya menyelamatkan anak bangsa, generasi-generasi sekarang dan yang akan datang.

Last Updated ( Thursday, 22 February 2007 )


Sumber : pdskjijaya.org

22 September 2008

Soal Pornografi, Berkacalah ke Dunia

Sebelum berbicara banyak soal pornografi masalah yang tengah menjadi sengkarut kata di DPR maupun di masyarakat sebaiknya kita berkaca pada dunia. Melihat, membandingkan, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk mengacu.

Setidaknya, dari sana kita akan tahu, apakah RUU itu dibuat untuk menjadikan negeri ini puritan, atau justru menata regulasi yang kini masih alpa. Sementara kita semua tahu, pornografi kini sudah menjadi monster, memangsa korbannya di mana dan kapan saja. Amatilah secermatnya media massa kita setiap harinya. Kriminalitas yang berawal dari masalah pornografi, nyaris setiap hari menjadi penghias tidak sehat media kita. Tidak sekadar menjadi perantara berita, kadang, sebagian media kita, menurut berbagai kalangan, justru telah menjadi pornografi itu sendiri. ‘’Kehadiran media pornografi itu sangat merusak pendidikan umat. Kami sudah mendidik anak dengan baik-baik, tapi dirusak dengan pornografi,'’ kata Pimpinan Pondok Modern Darussalam, Gontor, KH Abdullah Syukri Zarkasyi, dengan suara kecewa.

Karena itu, wajar bila kalangan pendidik seperti Zarkasyi masygul, ketika melihat ada saja kalangan yang seolah tidak peduli dengan semua itu. Ia menilai, kalangan yang menolak tersebut seolah memang tidak memiliki rasa peduli akan moral bangsa yang telah lama dirusak pornografi tersebut. Yang membuatnya heran, kalangan itu seolah tidak pernah kering dengan dalih. Mulai dari tudingan melanggar HAM, membelenggu kreativitas, berpotensi mengacaukan perekonomian, sampai ancaman distegrasi, tak lepas mereka kumandangkan.

Benarkah aturan yang tengah digodok DPR itu akan menempatkan Indonesia menjadi negara puritan, pembelenggu hak asasi manusia, dan memasung kretivitas? Apakah dengan diundangkannya RUU APP, maka Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mengatur soal pornografi, di tengah ‘masyarakat maju dan demokratis’ menyerahkannya pada kedewasaan masing-masing, sebagaimana dituntut para penolak RUU tersebut. ‘’Tidak juga,'’ kata Gati Gayatri, seorang ahli peneliti utama bidang komunikasi dan media. Menurut Gati, negara-negara yang sering dikategorikan maju dan demokratis, justru mengatur persoalan tersebut secara ketat dan teregulasi.

Menurut Gati, Jepang mengatur masalah ponografi dalam article 175 of Japenese Penal Code. Negeri Matahari Terbit itu melarang tercetaknya gambar alat kelamin orang dewasa, persetubuhan, dan rambut alat kelamin di setiap media yang dibaca publik secara terbuka. ‘’Sedangkan, representasi alat kelamin anak-anak tidak diatur secara ketat,'’ kata dia. Di Taiwan, produk lukisan, video, foto, CD-ROMs, electronic signals, dan produk lain yang menggambarkan interaksi seksual atau kegiatan yang tidak pantas yang melibatkan orang-orang berusia di bawah 18 tahun, dianggap kriminal.

Selanjutnya, hal yang sama juga dilakukan negara tetangga, Filipina. Mungkin tidak banyak yang menduga, tetapi negara itu memiliki Republic Act No 7610 yang mereka undangkan pada 1993. Isi regulasi tersebut, antara lain, melarang tindakan mempekerjakan atau memaksa anak-anak di bawah usia 18 tahun melakukan kegiatan cabul atau pertunjukan tidak pantas. Kegiatan yang dilarang itu baik pertunjukan langsung, terekam di dalam keping video, atau menjadi model dalam publikasi cabul dan materi pornografi.

Di Eropa, Gati mencontohkan Inggris, masalah pornografi diatur melalui Protection of Children Act yang diundangkan tahun 1978. Negeri Big Ben itu bahkan mengkriminalisasi tindakan mengambil, mendistribusikan, memamerkan, atau memiliki (bahkan mesti jumlahnya hanya satu) foto tak pantas dari seorang anak di bawah usia 16 tahun.

‘’Norwegia pun memiliki Amanded Penal Code yang mereka undangkan tahun 1992 untuk mengatasi pornografi,'’ kata Gati, memaparkan. Sementara di Australia, kepemilikan pornografi anak dianggap ilegal menurut The Australian Costums Service, undang-undang yang mereka perkenalkan dan terapkan mulai 1995.

Di kawasan Asia, Sri Langka memiliki Ciode Sec 286A, tahun 1995. Sedangkan Kamboja juga tengah membahas aturan hukum soal pornografi. Bagaimana dengan ‘pendekar HAM dunia’, Amerika Serikat? Di negeri yang mengusung kebebasan berekpresi ini, pornografi didefinisikan sebagai materi yang menunjukkan hal-hal seksual untuk tujuan menimbulkan rangsangan. Tetapi, di negara yang sering kali menepuk dada sendiri sebagai kampiun demokrasi itu, pornografi ternyata sangat dibatasi peredarannya.

‘’Lihat saja, majalah Playboy dan Penthouse. Di sana peredarannya sangat dibatasi, tidak dijual bebas begitu saja,'’ kata Gati. Ia menerangkan, di Amerika, pengertian pornografi mencakup kecabulan atau obscenity. Lewat the First Amandment, Amerika Serikat, terutama sangat melarang obscenity ataupun pornografi yang melibatkan anak-anak di bawah umur (child pornography). Bila di negara lain hal itu diatur, bukankah justru Indonesia akan terasing bila tidak mengatur hal tersebut? Karena itu, kekecewaan sebagaimana yang diutarakan Zarkasyi, sangatlah beralasan.

Sementara itu, berkaitan dengan perdebatan terakhir soal RUU APP, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, menduga ada gerakan sistematis untuk menyesatkan opini publik. Tifatul menyatakan, dia mencermati, di antara para penentang RUU APP ada yang sengaja bergerak menyesatkan RUU itu sampai ke tingkat bawah, termasuk melibatkan para artis.

‘’Seperti adanya pernyataan bahwa RUU APP melecehkan perempuan, mereka yang memakai kemben akan ditangkapi, misalnya,'’ kata Tifatul. Ia mengatakan hal itu sebagai penyesatan, karena RUU itu memang tidak mengatur pelarangan kemben.

‘’Saya khawatir, mereka yang menolak itu belum membaca materi aturannya,'’ kata Tifatul. Ia menyarankan, agar para penentang itu membekali diri dengan membaca lebih dulu aturan itu, sebelum berpendapat. ‘’Lihat, pasal mana saja yang tidak disetujui, lalu kita bicarakan. Jangan belum apa-apa menolak membabi buta dan menjadi antikompromi,'’ kata dia. Suara kalangan kampus, guru besar Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Deddy Mulyana, menduga penolakan terhadap RUU APP tidak lepas dari kepentingan global. ‘’Kepentingan dari luar itu sangat halus, tapi yang pasti ada,'’ ujar Deddy, dalam perbincangan telepon dengan Republika, semalam.

Kepentingan itu tidak hanya sebatas ideologi kebebasan, melainkan kepentingan pragmatis ekonomi, yang dijalankan kaki tangan mereka di negara dunia ketiga. Salah satu bentuk representasi kelompok ini, menurut Deddy, terlihat jelas di berbagai media yang sangat getol menolak. Selain itu lagi, kelompok yang masuk dalam kategori kapitalis ini dapat saja diwakili para artis maupun seniman yang kehidupannya sangat bergantung pada pola hidup permisif. ‘’Pada akhirnya, ini soal periuk nasi,'’ kata Deddy.

Sumber : ruuappri.blogsome.com

14 September 2008

Pajak dan Beban Rakyat

Oleh : Gusfahmi
Kepala Seksi Pelayanan KPP Madya Jakarta Utara


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 16 Agustus 2008 menyampaikan Nota Keuangan 2009 di Sidang Paripurna DPR. Jumlah pengeluaran negara tahun 2009 direncanakan Rp 1.203,3 triliun, sedangkan pendapatan negara dan hibah hanya Rp 1.124,0 triliun sehingga pemerintah defisit Rp 96,6 triliun.

Dari penerimaan dalam negeri Rp 1.123,0 triliun, kontribusi pajak Rp 748,9 triliun (67 persen), meningkat Rp 157 triliun (26,59 persen) dari rencana penerimaan 2008 (Rp 591,9 triliun, angka prarevisi). Penerimaan pajak terbesar bersumber dari pajak penghasilan (PPh), yaitu Rp 305,9 triliun (51 persen), pajak pertambahan nilai (PPN) Rp 187,6 triliun (31 persen), serta pajak bumi dan bangunan (PBB) Rp 24,1 triliun (4 persen).

Beban rakyat bertambah

Rencana kenaikan penerimaan pajak terjadi akibat kenaikan rencana pengeluaran pemerintah. Yang menjadi persoalan adalah mengapa harus rakyat yang menanggung kenaikan pengeluaran negara (pemerintah) dalam bentuk kenaikan pajak? Apa batasan pengeluaran negara yang harus ditanggung oleh rakyat?

Tanpa adanya batasan yang jelas, pemerintah bisa saja menetapkan pajak kepada rakyat tanpa perlawanan. Ini kezaliman. Menjawab pertanyaan ini, tidak salah Dr Hasan Turabi dari Sudan berpendapat bahwa pajak itu haram. Beliau sangat khawatir jika pajak diperbolehkan dipungut oleh pemerintah, ia dapat menjadi alat penindasan (Hasan Turabi, Principle of Governance, Freedom, and Responsibility in Islam”, The American Journal of Islamic Social Sciences, 1987).

Boleh asalkan sesuai syariat

Para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau haramnya pajak dipungut. Masing-masing mempunyai dalil yang kuat.

Ulama yang membolehkan pajak memiliki beberapa alasan, antara lain seorang khalifah wajib mengadakan kebutuhan pokok rakyatnya, seperti keamanan, kesehatan, dan pendidikan, sebagaimana hadis Rasulullah SAW, ''Al Imam ra'in wa huwa mas'ulun 'an rak'iyatihi (Seorang imam adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat), dan dia akan diminta pertanggungjawaban terhadap rakyatnya.'' (HR Muslim).

Jika kebutuhan rakyat itu tidak diadakan (karena tidak ada harta), dan dikhawatirkan akan muncul bahaya serta kemudaratan yang lebih besar, maka khalifah diperbolehkan berutang atau memungut pajak (dharibah). Mencegah suatu kemudaratan wajib hukumnya, sebagaimana kaidah ushul fiqh yang mengatakan, ''Maa laa yatimul waajib illa bihi fahuwal wajib'' (Segala sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan demi terlaksananya kewajiban selain harus dengannya, maka sesuatu itu pun wajib hukumnya).

Namun, pajak yang dipungut itu harus digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang diwajibkan atas mereka (kaum Muslim), bukan pengeluaran lain (keinginan pemerintah). Dalam membolehkan pajak, ulama telah memberikan beberapa karakteristik dan syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga suatu pajak boleh dipungut. Bagaimana PPh, PPN, dan PBB menurut pandangan Islam? Berikut uraian ringkas tentang ketiganya.

Pajak penghasilan menurut Islam

PPh adalah pajak yang dipungut atas penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan usaha, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk penggantian atau imbalan pekerjaan/jasa dalam bentuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, hadiah, laba usaha, keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta, penerimaan kembali pembayaran pajak, bunga, dividen, royalti, sewa, dan premi asuransi. Hampir semua tambahan penghasilan dikenakan PPh, kecuali (tidak termasuk objek PPh) bantuan atau sumbangan (termasuk zakat yang diterima oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disyahkan oleh pemerintah), harta hibahan, warisan, dan lain-lain (UU No 17 Tahun 2000, Pasal 2 dan 4).

PPh menurut syariat boleh dipungut atas kaum Muslim sebagai kewajiban tambahan sesudah zakat karena objeknya penghasilan atau harta (al-amwaal) yang melebihi kebutuhan (penghasilan tidak kena pajak/PTKP) sehingga masih sesuai dengan QS At-Taubah: 103. Objek-objek PPh seperti gaji atau laba usaha jika dipungut masih mungkin tumbuh dan berkembang.

Juga sesuai dengan hadis Rasulullah SAW tentang Islam dan kewajiban zakat serta sedekah sunah (HR Bukhari dan Muslim dari Thalhah). Sedekah yang pada hukum awalnya sunah (tathawwu') dapat diwajibkan oleh ulil amri karena adanya kebutuhan mendesak/darurat untuk tujuan dan masa tertentu dan setelah tidak dibutuhkan akan dihapus.

Karena objek pajak sama dengan objek zakat, yaitu penghasilan (UU No 38 Tahun 1999 Pasal 11), jumlah pajak terutang harus dikurangi dengan zakat yang sudah dibayarkan. Jadi, zakat harus menjadi pengurang pajak (credit tax), bukan sebagai pengurang penghasilan (deductible tax) sebagaimana dipraktikkan saat ini. Rasulullah SAW melarang pemerintah mengenakan pajak dua kali atas kaum Muslimin, sebagaimana hadis beliau: ''La yajtami'u 'ushurun wa kharaajun fi ardhi Muslimin.'' (Tidak akan pernah bersatu kewajiban 'usyr (zakat) dan kharaj (pajak) pada lahan seorang Muslim. (HR Abu Hanifah dari Ibnu Mas'ud ra).

Pajak pertambahan nilai

PPN adalah pajak yang dikenakan terhadap pribadi atau badan karena melakukan penyerahan barang/jasa tertentu dalam wilayah pabean atau karena impor atau ekspor barang/jasa tertentu (UU No 18 Tahun 2000). Jenisnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan menggunakan tarif tunggal 10 persen.

Memungut pajak karena seseorang mengonsumsi suatu barang/jasa tidak ada dalilnya dalam Islam karena penghasilan/harta yang digunakan untuk membayar barang/jasa itu sudah dikenakan zakat dan atau pajak. Artinya, uang/harta yang dimiliki Muslim itu sudah bersih.

Jika uang yang sudah dizakati/pajaki dikenakan lagi pajak pada waktu dibelanjakan, ini kezaliman. PPN tidak bisa membedakan antara orang kaya dan orang miskin karena pengenaan pajaknya dilekatkan pada barang/jasanya.

Jika barang/jasa itu dimanfaatkan oleh orang miskin, lalu si miskin dikenakan pajak, ini bertentangan dengan QS [59]: 7 dan hadis Rasulullah SAW tentang Muadz bin Jabal yang diperintah untuk memungut zakat ke Yaman. Rasulullah mengatakan zakat harus memindahkan harta dari orang kaya kepada orang miskin. Jika PPN dipungut atas orang miskin, misalnya tukang becak membeli air mineral lalu dikenakan PPN 10 perse, PPN menjadi haram karena memindahkan harta dari orang miskin kepada orang kaya.

Pajak bumi dan bangunan

PBB adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan/atau bangunan atas orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai/menguasai/memperoleh manfaat atas bumi dan atau bangunan (UU N0 20 Tahun 2000). Ia adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek, yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan. Keadaan subjek tidak ikut menentukan besarnya pajak.

Bumi yang dimaksud adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.

Yang tidak dikenakan (bukan objek) adalah bumi dan atau yang digunakan, semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan memperoleh keuntungan, seperti masjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan, dan candi.

Ddilihat dari sisi subjeknya, PBB bertentangan dengan syariat karena kewajiban kaum Muslim atas harta hanyalah zakat dan pajak (dharibah), khususnya pajak penghasilan (PPh). Tanah dan atau bangunan yang mereka miliki sudah dikenakan pajak sewaktu diperoleh (saat jual beli dikenakan PPh Final dan BPHTB).

Jika ada hasil dari tanah dan atau bangunan, itu juga sudah dikenakan zakat (zakat pertanian atau perdagangan). Pengenaan PBB ini jelas bertentangan dengan QS [21]:105 dan QS [33]:27 yang menyebutkan Muslim adalah pewaris bumi sebagai warisan dari Allah SWT. Bagaimana pewaris harus membayar tanah/bangunan miliknya sendiri? Ataukah pemerintah memandang rakyat ini penyewa sehingga PBB itu adalah sewa tanah, seperti zaman penjajahan Belanda?

Kalau diindentikkan dengan kharaj (pajak sewa tanah kepada khalifah Islam atas tanah-tanah yang ditaklukkan dengan peperangan), Indonesia bukanlah tanah kharajiyah sehingga warga Muslim Indonesia tidak wajib membayar kharaj. Khalifah Umar bin Khaththab pernah melarang pengenaan kharaj terhadap kaum Muslim dan memasukkan penerimaan hasil tanah sebagai zakat.

Dengan kata lain, tidak ditemukan suatu dalil yang bisa dijadikan rujukan, mengapa Muslim diwajibkan membayar pajak atas tanah dan/bangunan yang mereka miliki, tempati atau manfaatkan. Semua potensi pajak yang ada pada tanah dan atau bangunan sudah tercakup dalam zakat, baik hasil berupa materi berupa buahnya, maupun berupa jasa hasil penyewaan lahan.

Ancaman bagi yang zalim

Jika memungut pajak secara zalim, Rasulullah melarang, sebagaimana hadis: ''La yadkhulul jannah shahibul maks'' (Tidak masuk surga petugas pajak yang zalim) (HR Abu Daud, bab Kharaj, hadis no 2937 dan Darimi, hadis no 1668). Namun, Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para pegawai (amil) zakat dengan memberi gelar Mujahidin bagi pemungut zakat yang benar, sebagaimana hadis: ''Al 'amil 'ala Shadaqah bil haqq kal ghaazi fi sabilillah hatta yarji'u ila baitihi'' (Amil (orang yang memungut) zakat dengan benar adalah seperti orang yang berperang di jalan Allah hingga ia kembali ke rumahnya). (HR Tirmidzi, kitabu Az-Zakah, hadis no 645 dan Ibnu Majah, kitab Az-Zakah, hadis no 1809 dari Rafi bin Khadij).

Sumber : Millist Anggota ICMI

10 September 2008

Olimpiade Beijing dan Introspeksi Dunia Islam

Hiruk pikuk olimpiade Beijing di Bejing dapat dijadikan untuk mengajak umat melakkan introspeksi untuk melihat berbagai kegagalan-kegagalan kita

Oleh M. Syamsi Ali *)

Dua minggu terakhir China sedang menjadi pusat perhatian mata. Bermilyar manusia dari seluruh penjuru dunia menonton perhelatan dahsyat 4 tahunan, Olympic games, yang tidak saja dituan-rumahi oleh negara berpenduduk terbesar dunia itu, tapi juga didominasi dalam
peraihan medali.

China memang fenomenal. Mungkin kata yang paling pantas adalah bahwa China memang dahsyat dan fantastik. China sejak dulu, tidak saja dikenal sebagai sebuah negara, tapi sebuah peradaban yang yang sejak kala dulu banyak mendominasi dunia kita. Siapa yang tidak kenal
sejarah nusantara yang juga tidak terlepas dari sejarah peradaban China?

Di saat-saat hampir semua negara di Asia digoncang oleh krisis ekonomi dan finansial di tahun penghujung 1997, China dengan tegar dan kokoh solid melalui krisis itu tanpa pengaruh yang bermakna. Jika saja kita melihat negara-negara ASEAN saat ini, termasuk dua negara
Muslim mayoritas, Indonesia dan Malaysia, nampak Chinalah yang mendominasi.

Dalam dunia internasional, China dengan kalem tapi mulus dalam menjual dominasinya hampir dalam seluruh linea kehidupan global. Di PBB sendiri China memiliki posisi yang sangat diperhitungkan, bahkan terkadang lebih dperhitungkan ketimbang Rusia atau Prancis misalnya.
Pasalnya, China ternyata menancapkan kuku pengaruhnya di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia dan Afrika. Bahkan di beberapa negara Amerika Tengah dan Latin, China memiliki pengaruh ekonomi yang berat.

Mungkin bagi kita yang tinggal di negara yang terkadang dijuluki 'the only super power' ini, ternyata China pun bisa dikategorikan sudah menembus dengan goncangan yang menakutkan. Berbagai produksi kecil, dari mainan anak-anak (toys), makanan-makanan hewan piaraan, dll., telah merajai pasar negara ini. Cukup mengkhawatirkan, sampai-sampai ada upaya untuk menjatuhkan citra produksi China dengan kasus-kasus keracunan anjing, dan juga tuduhan mainan anak-anak yang membahayakan. Tuduhan demi tuduhan itu begitu keras, sampai-sampai semua siaran TV hanya menyiarkan hal tersebut berhari-hari.

Dunia Islam?

Mungkin perlu dibedakan secara jelas antara cita dan realita. Islam adalah cita semua Muslim. Tapi Muslimlah yang kemudian harus membawa cita itu ke sebuah realita. Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh dunai Islam saat ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Islam dalam kenyataannya adalah kejayaan. Mungkin akan lebih tegas jika dikatakan: 'tiada kejayaan tanpa Islam dan tiada Islam tanpa kejayaan'.

Bagi beberapa kalangan, pernyataan di atas tidak diterima. Potongan pertama akan mentah-mentah ditolak oleh kalangan 'liberal-secular group', yang selalu melihat sebuah kejayaan dengan keterlepasan dari nilai-nilai agama (baca Islam). Sebaliknya, kalangan 'exclusive-
minded group' sudah psti menolak yang kedua karena bagi mereka Islam itu identik dengan keterlepasan dari hiruk pikuk kemajuan dan kejayaan dunia. Bagi mereka, semua yang mirip dengan apa yang mungkin dilihat sebagai kejayaan 'ala barat' adalah tidak Islami dan bahkan antitesis dengan Islam.

Padahal, pernyataan di atas adalah ekspresi sederhana dari doa sapu jagad umat: 'Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasanah'. Bahwa umat yang mengimani Islam memiliki cita hidup yang jelas, yaitu 'kejayaan dunia dan kejayaan akhirat'.

Namun realitanya, dunia Islam sangat jauh dari cita yang agung itu. Umat saat ini sedang merana di hampir seluruh linea kehidupannya. Bahkan hingga di titik kehidupan yang paling esensial sekalipun, akidah, umat sedang menghadapi krisis yang luar biasa. Saya katakana
demikian, karena akidah bertujuan membangun muru'ah (dalam bahasa lain, izzah) atau mungkin dalam bahasa populernya 'self confidence'. Kenyataannya, umat kehilangan kepercayaan diri, dan itu merupakan identifikasi krisis iman yang paling nyata.

Secara ekonomi, dunia Islam dikaruniai nikmat kekayaan yang luar biasa. Ada yang memperkirakan, lebih 65% kekayaan alam, dari minyak, pertambangan, lautan, hutan, dll., di berbagai negara di Asia dan Afrika, ada di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi menyakitkan, mereka yang dikategorikan manusia-manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan juga mayoritasnya ada di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Secara politik, hanya bilangan jari saja dari sekian negara-negara Muslim yang mempraktekkan hukum 'syura'. Mayoritasnya, jika tidak dictatorship, ya dipaksa untuk nmenerapkan sistim orang lain. Mungkin kelompok kedua ini boleh jadi memakai sistim dengan istilah cantik, demokrasi misalnya. Tapi kenyataannya, semua hanya simbolisme dominasi sistim yang orang lain paksakan. Buktinya, sistim itu dianggap sukses jika 'delivering interests of certain power'. Jika tidak, walau kenyataannya melakukan hal yang sama, justeru dianggap
tidak demokrasi.

Secara kultur dan sosial, dunia Islam masih sangat morat-marit. Kedisiplinan dan etos kerja sangat jauh di atas rata-rata kedisiplinan dan etos kerja orang-orang yang kita sebut 'kafir'. Betapa seharusnya kita kagum dengan etos kerja orang-orang China di kota dunia, New York. Terbukti dengan menjamurnya restoran-restoran China hampir di mana-mana. Demikian pula dengan komunitas Korea, dll.

Dalam arena kehidupan global, umat Islam nyata termarjinalkan dalam segala hal. Produk-produk untuk kebutuhan asasi umat, hatta dalam hal-hal yang sifatnya ritual sekalipun, justeru diproduksi oleh orang lain. Lihatnya pasar di mekah, dari tasbih, sajadah, baju jubah, dll., banyak justeru 'made in China'.

Mungkin yang paling nyata adalah kenyataan bahwa di pusat diplomasi dunia, PBB, dunia Islam sama sekali tidak terwakilkan secara baik. Suara negara-negara Muslim hampir tidak terdengarkan di saat seharusnya didengar karena membela hak-hak sesama yang terinjak-injak di berbagai belahan dunia. Bandingkan antara jumlah negara Uni Eropa dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun signifikasi suara kedua organisasi (OKI dan EU) sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi.

Alkhulasoh, umat Islam kini berada di sebuah jurang kegagalan. Dan sangat menyedihkan, terkadang kegagalan-kegagalan itu justeru dirasakan oleh sebagian sebagai 'Islamically ustified'.

Apa Gerangan?

Kenyataan ini menjadikan banyak kalangan yang tidak habis pikir. Apa gerangan? Apa yang sedang terjadi? Apa penyebab sehingga terjadi seperti itu? Bukankah umat Islam pernah jaya lebih 7 abad? Sebuah kejayaan terpanjang dalam sejarah hidup manusia?

Pada akhirnya, banyak kalangan pengamat hanya bisa menempatkan pengamatan mereka di satu sisi. Terkadang Islamnya yang disesali. Atau sebaliknya, terkadang apa yang dipersepsikan sebagai lawan Islam yang disesali. Terkadang pula para pengamat itu hanya mengantar umat kepada sikap 'menuduh' dan atau 'menyesali'. Menuduh orang lain atas kegagalan-kegagalan umat. Atau sebaliknya juga menyesali diri sendiri atas kegagalan-kegagalan itu.

Yang disayangkan, bahwa ada kecenderungan sebagian untuk saling melemparkan kesalahan. Dan tentunya yang paling tidak membahayakan, ketika pihak-pihak tertentu merasa 'dirinyalah atau metode pendekatannyalah' yang absolute benar. Semua yang tidak sejalan salah dan bahkan dianggap menjadi penyebab atau kontributor kegagalan-kegagalan itu.

Dalam hal ini, ada dua pandangan ekstrim yang sedang berlaga. Pandangan yang mengatakan bahwa dunia Islam saat ini terbelakang karena masih terkungkung oleh konsepsi syariah Islam, yang menurutnya, hanya menjadi aral dalam upaya mencapai kejayaan itu. Sebaliknya, ada pula yang sangat simplistik dalam melihat bahwa berbagai kegagalan disebabkan oleh tidak ditegakkannya syariah Islam. Yang runyam, ketika syari'ah Islam ditafsirkan secara sempit dengan berbagai simbolisme agama yang sama sekali tidak menyentuh substansi kehidupan manusia.

Dalam sebuah dialog antar agama (Islam dan Yahudi) di New York University (NYU) beberapa waktu lalu, saya ditanya oleh seorang peserta: 'Bagaimana sikap anda jika ada Muslim yang ingin mempraktekkan syariah di Amerika?'

Sebagian peserta Muslim tentu bingung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada pula yang cenderung mengatakan bahwa syari'ah itu adalah isu lama, yang tidak ada lagi dalam agama ini. Sebagian yang lain, menginginkan jika saya menegaskan bahwa tujuan mulia Islam memang adalah menegakkan syari'ah dalam sebuah tatanan pemerintahan Islam yang disebut khilafah.

Dengan tenang dan senyum, saya jawab bahwa sesungguhnya dari pertanyaan anda saya memahami jika anda sedang phobic (ketakutan) dengan konsep syari'ah. Itu menandakan bahwa yang perlu saya lakukan bukan menjelaskan sikap saya, tapi menjelaskan konsepsi syari'ah untuk membenarkan persepsi anda tentang syari'ah itu sendiri.

'Syari'ah adalah jalan hidup. Syari'ah adalah aturan yang mengatur kehidupan seorang Muslim secara menyeluruh, yang dirincikan kemudian dalam sistim hukum mufasshol (detail) yang disebut fiqh. Intinya, tiada Islam tanpa Syari'ah, dan bagi seorang Muslim tiada kehidupan bermakna tanpa Syari'ah'.

Jawaban saya di atas tentunya mengejutkan bagi sang penanya. Penjelasan-penjelas an saya tentang Islam yang terbuka, bersahabat, maju, berbudaya, dll., seolah sirna dengan penjelasan saya tentang Syari'ah tersebut. Bagi dia, seharusnya saya mengatakan bahwa Syari'ah itu adalah hukum kuno yang hanya berlaku 25 abad silam. Kini, dengan kehidupan modern di abad 21, umat tidak perlu lagi syari'ah.

Tapi kemudian saya susuli: 'Amerika Serikat, sebagai sebuah negara dan bangsa, telah mempraktekkan banyak hal yang sifatnya syari'ah. Bahkan tidak berlebihan jika saya katakan, dalam beberapa hal, Amerika lebih mempraktekkan syari'ah dari negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. 'Keadilan, kesetaraan, kemerdekaan, dan pertanggung jawaban publik' adalah bagian tak terpisahkan dan bahkan menjadi asas dari seluruh sendi-sendi kehidupan syari'ah kemudian'.

Penjelasan saya tersebut ternyata tercerna secara baik oleh sebagian besar peserta. Sehingga pada akhirnya saya bisa mengatakan, apa yang anda saksikan saat ini di berbagai belahan dunia Islam, dari kediktatoran, kemiskinan, keterbelakangan di dunia sains dan teknologi, hilangnya kedisiplinan sosial dan rendahnya etos kerja, semua itu menunjukkan kegagalan umat Islam dalam menerapkan syari'ah yang sejati.

Pada akhirnya, dengan hiruk pikuk olimpiade Beijing saat ini, umat diajak untuk melakukan introspeksi. Apakah kegagalan-kegagalan itu karena konsepsi Islam? Atau sebaliknya, berbagai kegagalan yang terjadi justeru disebabkan oleh kegagalan umat dalam menerapkan syari'ah yang sejati. Kalaulah Syari'ah itu menjadi 'penghalang' kebangkitan, seharusnya Turki saat ini lebih hebat dari Jerman. Sebaliknya, seandainya 'pengakuan Syari'ah' itu menjadi fondasi
kejayaan, tentu Saudi Arabia telah jauh lebih maju ketimbang Singapura.

Saya hanya kembali diingatkan oleh pernyataan Prof. Dr. Habibie, untuk bangkit diperlukan manusia-manusia yang berotak Jerman, tapi berhati Mekah. Mungkinkah? Pasti bisa karena itulah makna 'ulil al baab' yang memiliki dua sayap yang mampu menghantarkannya kepada
kehidupan yang lebih tinggi, yaitu 'sayap dzikir dan sayap fikir'.

"alladzina yadzkuruna Allaha qiyaaman wa Qu'uudan wa 'aala junuubihm, wa yatafakkaruna fi khalqis samawati wal al ardh."

New York , 20 Agustus 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York.
Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di
http://www.hidayatullah.com/

Sumber : http://www.hidayatullah.com/

18 Agustus 2008

Bangun Bangsa, Bangun Sekolah!

Oleh : ST SULARTO

Ketika sejumlah negara sudah menerapkan prinsip to build nation build schools, keputusan alokasi anggaran pendidikan 20 persen dari APBN 2009 dan APBD 2009 itu ibarat klimaks sekaligus antiklimaks drama perilaku politik.

Disebut klimaks, sebab kepastian terjadi setelah lima tahun sejak MPR menetapkan amandemen Pasal 31 UUD 1945 yang memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangnya 20 persen dari APBN dan APBD. Amanat itu sesuai UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diikuti keputusan Mahkamah Konstitusi dua hari sebelumnya, 13 Agustus 2008.

Antiklimaks, sebab keputusan itu menyisakan pekerjaan rumah yang amat besar dan rumit menyangkut kesiapan mengelola agar bisa efisien, efektif, dan bertanggung jawab. Sejak masyarakat berkali-kali mengingatkan, selalu ada suara sumbang tentang ketidakmampuan birokrasi departemen teknis.

Kasus upaya peningkatan mutu lewat ujian akhir nasional yang dari sisi pedagogis kurang bisa dipertanggungjawabkan, program sertifikasi yang ribut diwacanakan tetapi tidak diikuti langkah eksekusi cepat sesuai yang dijanjikan, dan masalah pengadaan buku pelajaran, kita sampaikan sebagai tiga contoh aktual berkaitan perlunya pembenahan birokrasi Depdiknas.

Catatan-catatan di atas menyertai kebanggaan Presiden yang mengatakan, ”Anggaran pendidikan telah meningkat hampir dua kali lipat dari Rp 78,5 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 154,2 triliun pada tahun 2008.”

Angka 20 persen dapat dipenuhi meskipun defisit anggaran harus dinaikkan sebesar Rp 20 triliun atau menjadi 1,9 persen dari produk domestik bruto (PDB). Jika 20 persen dari total belanja tahun depan Rp 1.122,2 triliun atau sebesar Rp 178,9 triliun, ditambah Rp 46,1 triliun, maka alokasi anggaran pendidikan tahun 2009 sebesar Rp 224 triliun.

Kisah tentang kelalaian

Selama lima tahun Pasal 31 UUD 1945 yang kemudian diamandemen itu merupakan pasal yang belum terpenuhi. Mahkamah Konstitusi pernah dituding tak konsisten, membiarkan anggaran tidak sesuai konstitusi.

Pemerintah dan DPR mencoba bersiasat. Pemenuhan dilakukan bertahap, bahkan sejak tahun lalu dimasukkan faktor gaji guru dalam alokasi anggaran Depdiknas, hal yang sama juga untuk APBN 2009. Anggaran pendidikan pun hanya dikelola oleh Depdiknas.

Kesepakatan pemenuhan secara bertahap dilakukan sejak 2004, yakni 6,6 persen pada 2004, sebesar 9,29 persen (2005), naik jadi 12,01 persen (2006), 14,68 persen (2007), sebesar 17,40 persen (2008), dan 20,10 persen (2009). Ketika pada APBN 2008 dimasukkan anggaran gaji guru pada pemenuhan 17,40 persen, sebenarnya anggaran untuk kegiatan pendidikan hanya sekitar 12 persen.

Yang terjadi kemudian sampai sekarang adalah kisah tentang kelalaian. Hampir separuh gedung SD dalam kondisi rusak berat dan 18 persen rusak ringan.

Akibat kelalaian itu pun terlihat dalam pencapaian partisipasi dalam sekolah, yang diperkirakan besarnya 95 persen (dicapai cepat lewat program wajib belajar), SMP dan sederajat hampir 72 persen, SMA dan sederajat sekitar 55 persen, dan sarjana strata-1 sekitar 17 persen. Angka buta huruf terjadi pertambahan pesat. Tetapi, dari sekitar 210 juta jiwa total penduduk Indonesia saat ini, 15 juta di antaranya buta huruf, bukanlah pencapaian yang menggembirakan. Singkatnya, indeks pembangunan manusia Indonesia tahun ini ada di peringkat ke-110 dari 117 negara.

Kondisi memprihatinkan praksis (praktik dan refleksi) pendidikan negeri ini tidak bisa ditimpakan ke pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Jauh sebelumnya, dimulai sejak menempatkan politik sebagai panglima maupun kemudian ekonomi, bahkan di era empat presiden penerusnya.

Mengacu pada pidato Presiden, alokasi anggaran 20 persen diperuntukkan rehabilitasi gedung sekolah, peningkatan mutu dan fasilitas sekolah, perbaikan kesejahteraan guru, dosen, dan peneliti, serta beasiswa. Apakah dengan demikian akan terjadi satu perubahan mendasar, besar-besaran, dan cepat? Katakan gedung-gedung sekolah yang sebagian di antaranya mirip ”kandang ayam” diperbaiki, fasilitas sekolah seperti buku tersedia lengkap dan gratis, kesejahteraan guru terjamin seperti pada era sebelum tahun 1960-an, beasiswa bagi anak-anak yang mampu secara akademis tetapi kurang mampu secara ekonomis, SPP gratis untuk tingkat pendidikan menengah ke atas?

Naiflah mengharapkan terjadi perubahan serentak. Sebagai sebuah pernyataan politik, pidato dan nota keuangan, dalam pelaksanaan butuh waktu, kondisi dan prasyarat untuk memenuhinya. Adalah naif ketika masalah anggaran lantas didekati sekadar dihabiskan, itu pun pada semester tahun ini Depdiknas termasuk dalam kelompok disclaimer menurut BPK. Masih banyak yang tersendat, entah karena faktor kesiapan dan kompetensi birokrasi maupun perasaan ”takut-takut” terkena jerat KPK sehingga lebih aman tidak berbuat apa-apa.

Sekadar contoh, kesejahteraan guru dan dosen, salah satu faktor perbaikan mutu anak didik dan praksis pendidikan. Ketika diumumkan kenaikan 15 persen bagi yang berstatus PNS pada Pidato Kenegaraan 2007 (tahun lalu), sampai sekarang pun masih ada yang belum menikmatinya. Ada rapelan? Tentu tidak! Singkat kata, ada proses panjang yang harus dilalui antara keputusan politik—anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan 20 persen APBD—dan realisasi di lapangan

”Cost and benefit”

Menggarisbawahi ”Tajuk Rencana” harian ini (Kompas, 16/8), keputusan politik yang menggembirakan itu mesti disyukuri, tetapi tak perlu mbungahi. Anggaran yang akan diberlakukan mulai 2009 masih menyisakan waktu mempersiapkan birokrasi yang kompeten, cekatan, jujur, dan bertanggung jawab. Uang yang akan dikelola dan dikucurkan bersifat transparan dan akuntabel.

Inilah pertama kali dalam sejarah pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total APBN 2009 ini sebesar Rp 985,9 triliun. Keputusan politik ini menyentuh langsung ke masyarakat banyak sehingga gampang terlihat sisi positif dan negatifnya. Masyarakat menjadi pengawas, selain BPK maupun KPK. Masyarakat menguji apakah sekadar janji kosong, yang realisasinya sangat tergantung dari pelaksanaan di lapangan, terutama birokrasi Depdiknas.

Prinsip umum agar anggaran bisa efisien dan efektif akan menjadi pedoman kerja Depdiknas. Cost and benefit, biaya yang memperhitungkan manfaat, menjadi acuan. Agar bisa melakukannya, dibutuhkan birokrat yang cukup dalam jumlah maupun mutu. Merekalah birokrat yang kompeten, yang dibebaskan dari kepentingan politik praktis.

Praksis pendidikan adalah humanisasi (pemanusiaan), bukan untung-rugi yang dihitung dari koridor input-output, apalagi hitung-hitungan ala saudagar, apalagi mendahulukan kekuatan uang dan posisi.

Sudah lama negeri ini menunggu keputusan politik yang memberi perhatian besar pada pengembangan SDM. Menurut Prof Soedijarto, ketika rata-rata anggaran pendidikan anggota Uni Eropa adalah 5 persen dari PDB, Indonesia merupakan yang terendah di Asia, yakni 1,4 persen (Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, 2008). Data itu relevan. Kini dengan angka sekitar 1,9 persen dari PDB pun Indonesia masih di bawah Thailand yang besarnya 5,0 persen, Jepang 7,0 persen, Malaysia 5,2 persen, Vietnam 2,8 persen, dan Nigeria 2,4 persen.

Perjalanan masih panjang. Mengalokasikan anggaran 20 persen dari APBN 2009 merupakan keputusan politik yang tepat dan inspiratif di tengah keterpurukan segala bidang. Negara maju di Asia seperti Korea Selatan, China, dan India adalah panutan bagaimana mereka membangun negara lewat membangun manusia. Dan itu di antaranya lewat pendidikan (sekolah), satu dari nilai-nilai kebudayaan progresif yang membawa suatu bangsa menjadi bangsa besar.

To build nation, build schools! Membangun bangsa, membangun manusia

Sumber : Kompas

16 Agustus 2008

Kembali ke Pancasila

Sri-Edi Swasono
(Guru Besar Universitas Indonesia)

Tatkala demokrasi dalam krisis, Bung Hatta mengajak kita kembali patuh menaati Pancasila sebagai filsafat negara kita. Pada 1960, tulisan Bung Hatta berjudul Demokrasi Kita yang diterbitkan oleh majalah Pandji Masjarakat mengegerkan perpolitikan Indonesia. Akibatnya, kebebasan Bung Hatta dipasung, dilarang memberikan kuliah di UGM dan di universitas lainnya. Dr Hamka sebagai pimpinan Majalah Pandji Masjarakat ditangkap dan dipenjarakan. Dikeluarkan pula larangan untuk membaca, menyebarkan, dan menyimpan Demokrasi Kita.

Inti dari tragedi 1960 itu adalah kecemasan Bung Hatta tentang demokrasi Indonesia yang terancam. Terjadinya krisis demokrasi atau demokrasi dalam krisis. ".... Demokrasi yang tidak kenal batas kemerdekaannya lupa syarat-syarat hidupnya dan melulu menjadi anarki lambat laun akan digantikan oleh diktator. Ini adalah hukum besi daripada sejarah dunia...." Demikian ditegaskan Bung Hatta setelah menjelaskan latar belakang mengapa tindakan Bung Karno yang menyimpang jauh dari dasar-dasar konstitusi itu adalah akibat dari krisis demokrasi.

Ada terselip dalam Demokrasi Kita kata-kata Hatta: "Bagi saya yang lama bertengkar dengan Soekarno tentang bentuk dan susunan pemerintahan yang efisien, ada baiknya diberikan change dalam waktu yang layak kepada Presiden Soekarno untuk mengalami sendiri, apakah sistemnya itu akan menjadi suatu sukses atau suatu kegagalan.

Ada ukuran yang objektif yang akan menentukan dalam hal ini, yaitu tercapailah atau tidak kemakmuran rakyat dengan itu, kemakmuran rakyat yang Soekarno sendiri juga menciptakan- nya dengan sepenuh-penuh fantasinya...."

Bapak Kedaulatan

Mari kita renungkan apa yang dikatakan Bung Hatta pada edisi pertama Daulat Ra'jat 20 November 1931: "...Bagi kita, ra'jat itoe jang oetama, ra'jat oemoem, jang mempoenjai kedaoelatan, kekoeasaan (souvereiniteit). Karena ra'jat itoe djantoeng hati Bangsa. Dan ra'jat itoelah jang mendjadi oekoeran tinggi rendahnja deradjat kita. Dengan ra'jat itoe kita akan naik dan dengan ra'jat itoe kita akan toeroen. Hidoep mati-nja Indonesia Merdeka semoeanja itoe tergantoeng pada semangat ra'jat. Pengan- djoer-pengandjoer dan golongan kaoem terpeladjar baroe ada berarti, kalaoe dibelakangnja ada ra'jat jang sadar dan insjaf akan kedaoelatan dirinja...."

Sikap dan akhlak demokrasi Bung Hatta yang sedemikian itu membuatnya mudah menerima dan mendukung Pancasila.

"Kita telah menyatakan Pancasila sebagai filsafat atau ideologi Negara, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan, Persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. Dasar yang tinggi-tinggi ini dirasakan perlu sebagai bimbingan untuk melaksanakan kewajiban moral yang berat itu."

Pengakuan di muka Tuhan akan berpegang pada Pancasila itu tidak mudah diabaikan. Dan di situ pulalah terletak jaminan bahwa demokrasi tidak akan lenyap di Indonesia. "Jika diperhatikan benar-benar, Pancasila terdiri atas dua fundamen. Pertama, fundamen moral, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan kedua, fundamen politik, yaitu Perikemanusiaan, Persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial."

"Dengan meletakkan dasar moral di atas diharapkan oleh mereka yang membuat pedoman Negara ini, supaya negara dan pemerintahnya memperoleh dasar yang kokoh, yang memerintahkan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, serta persaudaraan ke luar dan ke dalam. Dengan politik pemerintahan yang berdasar kepada moral yang tinggi diharapkan tercapainya suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Bagi Bung Hatta demokrasi dalam sistem Pancasila bukanlah demokrasi-demokrasian atau demokrasi sebagai topeng belaka. Ia adalah demokrasi yang harus diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Nepotisme Kepartaian

Betapapun Bung Hatta menyadari kalau di negeri-negeri yang sudah lama menjalankan demokrasi masih terdapat perbuatan menyalahgunakan kekuasaan, apalagi dalam negeri yang masih muda seperti Indonesia. Dikatakannya, bagi beberapa golongan menjadi partai pemerintah berarti "membagi rezeki". Golongan sendiri dikemukakan, masyarakat dilupakan.

Seorang menteri memperoleh tugas dari partainya untuk melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkan partainya. Seorang menteri perekonomian, misalnya, memberikan lisensi dengan bayaran yang tertentu untuk kas partainya. Dalam pembagian lisensi itu, pedagang orang yang separtai didahulukannya. Untuk biaya pemilihan umum, partai dijadikan tujuan dan Negara menjadi alatnya. Petualangan politik dan ekonomi, serta manusia profetir maju ke muka. Segala pergerakan dan semboyan nasional diperalatkan mereka. Partai-partai politik ditungganginya untuk anarki dalam politik dan ekonomi. Kelanjutannya, korupsi dan demoralisasi merajalela.

Begitu hebatnya partai-partai menyalahgunakan kekuasaan, melakukan sistem klik ugal-ugalan, dan money politics untuk mengorupsi uang publik demi kepentingan partai. Sampai-sampai, kata Bung Hatta, mengabaikan kaidah besi administrasi negara, yaitu prinsip the right man in the right place. Akibatnya negara dikelola oleh kabinet koalisi dan birokrasi publik medioker hasil nepotisme kepartaian yang mengkucar-kacirkan penyelenggaraan negara.

Apa yang terjadi saat ini terulang, mirip apa yang diprihatinkan oleh Bung Hatta, sebagaimana dilukiskan dalam Demokrasi Kita, "daulat rakyat" telah diambil-oper "daulat partai", meskipun pada tahun-tahun menjelang 1960 anggota-anggota partai di DPR belum seganas ini dalam melakukan korupsi dan demoralisasi belum sedemikian nista seperti sekarang.

Namun, ajakan Bung Hatta pada 1960 untuk selekasnya kembali kepada Pancasila amatlah relevan. Pancasila merupakan "asas bersama" bagi bangsa kita yang pluralistik dan multikultural, sehingga yang berbeda-beda bisa menjadi satu karena sama- sama berada di bawah lindungan Pancasila yang merupakan platform kebersamaan atau common denominator. Lebih dari itu Pancasila adalah substansi yang harus mengisi tugas kenegaraan kita melaksanakan nation and character building bangsa yang berharga-diri dan bermartabat.

Kaidah Mulia Kita

"Demikianlah harapan kaum idealis yang merumuskan filsafat Negara dan UUD 1945 dalam saat yang bersejarah yang menentukan nasib bangsa. Satu ciptaan mungkin terlalu tinggi bagi manusia biasa melaksanakannya, tetapi sebagai pegangan untuk menempuh jalan yang baik sangat diperlukan, manakala kesasar sewaktu-waktu dalam perjalanan, karena kealpaan atau digoda hawa nafsu ada terasa senantiasa desakan gaib yang membimbing kembali ke jalan yang benar."

Tentulah benar apa yang dikemukakan Bung Hatta, ini merupakan kaidah terlalu tinggi bagi para preman (villains) yang saat ini dengan mudahnya masuk ke dalam jajaran pimpinan negara.
Adalah kewajiban dari pemerintah saat ini tidak saja sekadar menggebu-gebu memekikkan "Bersama Kita Bisa", tetapi harus memekikkan kembali "Pancasila Dasar Negara". Mari kita menyanyikan lagi "Garuda Pancasila", "Pancasila pribadi bangsaku, ayo maju-maju, ayo maju-maju, ayo-ayo maju".

Sumber : Suara Pembaruan Daily

02 Agustus 2008

Rekaman Kotak Hitam Adam Air


Cerita kelam kotak hitam.
Kisah yang sesungguhnya pada Adam Air tersimpan dikotak hitam pesawat. Inilah yang dicatatnya..

Rekaman suara kokpit:
Suara pilot, kopilot, kru kopilot, kru kokpit lain hingga bunyi tuas.

Rekaman data penerbangan:
Ketinggian, kecepatan angin/pesawat, arah, tenaga mesin, posisi pesawat,hingga kecepatan mendaki/menuki.

Rekan-rekan sekalian, kita tidak tahu kapan hidup ini akan berakhir.Barangka li juga ketika kita dalam pesawat seperti saudara-saudara yang naik AdamAir dulu.Hanya Allah yang tahu. Rekaman ini katanya diambil dari kotak hitam Adam Air. Semoga menunjukkan pada kita bahwa manusia itu cenderung untuk belajar dan melakukan try-error. Yang rupanya masih merupakan metode yang sangat banyak kita gunakan. Allah lah yang mengizinkan sesuatu untuk terjadi ataupun tidak.

Sumber : YouTube

24 Juli 2008

Mari, Kupoles Senyum Sinismu...

Oleh Budi Suwarna

Apa yang ada dalam pemikiran para politikus kita sehari-sehari? Nasib bangsa dan cara mengatasi krisis? Kalau itu yang Anda bayangkan, Anda keliru besar. Mereka sibuk memikirkan cara tersenyum dan cara tampil elegan di depan rakyat. Dana triliunan rupiah dihabiskan untuk urusan citra diri. Inilah politik kontemporer Indonesia, yang barangkali tidak ada dalam silabus perkuliahan ilmu-ilmu politik.

Soal memoles senyum itu dilakukan seorang calon gubernur (cagub) yang kini sudah terpilih sebagai gubernur. Berdasarkan hasil penelaahan sebuah konsultan pencitraan, senyum sang cagub kelihatan sinis. Ini dianggap kelemahan besar. Konsultan pun menata senyum sinis sang cagub sedemikian rupa agar tampak manis dan bisa memikat hati calon pemilih.

Seorang calon wakil presiden tahun 2004 juga memanfaatkan jasa konsultan penampilan. Hasil kajian konsultan menemukan, sang politikus itu jika berbicara sering mengacungkan telunjuk setinggi dahi. Gerakan seperti itu terkesan menggurui. Karena itu, konsultan meminta dia menurunkan telunjuknya hingga sebatas dada saja ketika berbicara agar tampak bersahabat.

Kebetulan politikus itu bertubuh kecil sehingga jika dia duduk berdampingan dengan pasangannya yang bertubuh tinggi dan besar, dia tampak tenggelam dan kalah wibawa. Untuk mengatasi hal itu, konsultan mengganjal kursi sang politikus agar tubuhnya sejajar dengan pasangannya.

Begitulah. Dunia politik Indonesia kini telah memasuki era yang benar-benar baru di mana pencitraan menjadi begitu penting. Bagaimana itu terjadi?

Ini berkaitan dengan perubahan politik di Indonesia. Setelah sistem pemilu langsung dijalankan, rakyat memiliki otonomi untuk menentukan pilihannya. Karena itu, para politikus merasa harus populer di mata rakyat. Cara yang paling efektif untuk meraih popularitas adalah tampil di media massa.

Rizal Mallarangeng, pendiri perusahaan konsultan strategi dan politik Foxindonesia, mengatakan, biaya untuk menjangkau kesadaran publik melalui media massa berkisar Rp 1-Rp 5 per kapita. Jika menggunakan pawai dan sejenisnya, biayanya membengkak menjadi Rp 1.000 sampai tak terhingga per kapita.

Layanan penuh

Era politik kemasan ini menjadi ladang bisnis baru bagi sejumlah agen pencitraan. Hotline Advertising, misalnya, melayani proyek pencitraan dari hulu sampai hilir, mulai dari pemetaan kelemahan dan kekuatan klien, perumusan konsep iklan, pembuatan tag line (slogan), pembuatan materi iklan, penempatan iklan di media, manajemen isu, hingga pengaturan acara klien.

Chief Executive Officer (CEO) Hotline Advertising Subiakto Priosoedarsono mengatakan, pihaknya terjun ke bisnis ini setelah menangani pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla tahun 2004. Hotline membuatkan konsep iklan dan mengeksekusinya hingga mengatur kegiatan pasangan itu.

”Kami mengatur SBY-Kalla harus sarapan di mana dan dengan siapa. Kami juga mengatur kapan dia harus salaman, kapan bicara, kapan menjawab pertanyaan, kapan diam,” kata Subiakto.

Untuk memastikan strategi pencitraan itu jalan, Subiakto menempatkan orangnya di lingkaran dalam selama 24 jam penuh. ”Setiap hari kami mengevaluasi dan mengingatkan klien. Kami kadang tidak tidur,” kata Subiakto ketika ditemui di kantornya di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Rabu (16/7).

Hal yang sama dilakukan Subiakto ketika menangani pencitraan dan strategi komunikasi Fauzi Bowo. Bahkan, Hotline ikut memutar otak ketika Fauzi akan mengikuti debat calon. ”Kami memanggil 20 ahli dari berbagai bidang untuk terlibat dalam simulasi debat. Mereka melatih Fauzi agar bisa menjawab berbagai pertanyaan. Kalau ditanya begini, jawabnya begini,” katanya.
Foxindonesia yang baru berdiri enam bulan juga memberikan layanan yang kurang lebih sama. Sejauh ini, perusahaan yang berkantor di Jalan Irian, Menteng, Jakarta, itu telah menangani pencitraan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir, calon gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, pasangan cagub/cawagub Jawa Timur Soekarwo-Syaifullah Yusuf, dan iklan beberapa politikus lain.

Ada lagi pemain besar lain, yakni Lingkaran Survei Indonesia yang dipimpin Denny JA. Perusahaan ini memberikan layanan mulai dari survei opini publik, mobilisasi opini, pembentukan citra, hingga pembuatan konsep iklan. Sejumlah politikus yang pernah menggunakan jasa LSI untuk pencitraan antara lain Wiranto, Fauzi Bowo, dan I Made Mangku Pastika (baru terpilih sebagai Gubernur Bali).

Di luar pemain besar, ada pemain-pemain kecil yang beroperasi secara individu. Salah seorang di antaranya adalah Harry Tjahjono, penulis naskah sinetron laris Si Doel Anak Betawi. Dia pernah menggarap strategi pencitraan Rano Karno ketika akan mencalonkan diri sebagai wagub DKI Jakarta tahun 2007. Dia juga pernah membuatkan iklan cagub Jatim Achmady beberapa bulan lalu.

Bisnis seksi

Maklum jika banyak orang masuk ke bisnis ini. Pasalnya, duit yang berputar untuk proyek pencitraan politik jumlahnya besar sekali. Lebih seksi lagi karena semua pembayaran dilakukan secara tunai.

Subiakto menjelaskan, pada tahun 2007, dari Rp 40 triliun belanja iklan, Rp 10 triliun di antaranya diperoleh dari iklan politik. Dia yakin, nilai belanja iklan, termasuk iklan politik, akan melonjak 2-3 kali lipat tahun depan.

Dia mengaku telah merasakan gurihnya iklan politik. Nilai proyek pencitraan SBY-Kalla yang ditanganinya, kata Subiakto, mencapai Rp 30 miliar. Ketika menangani Fauzi Bowo dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta, nilai kontraknya sekitar Rp 20 miliar. Keuntungan dari bisnis ini berkisar 10-20 persen.

”Itu baru yang masuk ke Hotline, yang masuk ke media massa dan perusahaan lain belum dihitung,” katanya.

Irfan Wahid dari 25 Frames Production yang biasa menangani iklan politik mengatakan, seorang politikus biasanya menghabiskan dana antara Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar per bulan untuk membiayai pemasangan iklan di televisi dan media cetak. Untuk politikus daerah yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada), dana yang mereka keluarkan untuk memasang iklan berkisar Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar per bulan.

”Itu di luar biaya pembuatan materi iklan,” kata Irfan Wahid yang menangani pembuatan iklan Sutrisno Bachir dan Dede Yusuf. Dia mengatakan, biaya pembuatan iklan Soetrisno yang ditanganinya semuanya sekitar Rp 2 miliar, sedangkan Dede Yusuf Rp 1 miliar.

Andi Zulkarnain Mallarangeng, CEO Foxindonesia, memperkirakan masa depan bisnis ini sangat cerah. Dia berhitung, di Indonesia ada 440 kabupaten dan kota dan 33 provinsi. Dengan demikian, dalam lima tahun ada sekitar 473 pemilihan kepala daerah. Belum lagi pemilihan anggota parlemen nasional dan lokal.

”Katakanlah rata-rata ada 100 pemilu dalam setahun. Jika setiap pilkada diikuti setidaknya tiga pasang calon, maka ada 300 pasang. Jika setiap pasang menghabiskan uang paling sedikit Rp 1 miliar untuk pencitraan, dalam setahun uang yang beredar sekitar Rp 300 miliar. Kenyataannya kan setiap pasangan bisa menghabiskan bermiliar-miliar rupiah,” katanya sambil senyum.

Pasar lain yang bisa digarap adalah partai yang jumlahnya puluhan. Mereka pasti membutuhkan pembentukan citra, penguatan citra, reposisi citra, dan sosialisasi partai. Andi memperkirakan setidaknya 15-20 partai mulai menyosialisasikan partainya mulai Agustus 2008.

Dari mana para politikus bisa mendapat uang dalam jumlah besar untuk pencitraan? Andi tersenyum dan menjawab, ”... kan ada pengusaha, Bos.”

Sumber : Kompas, Minggu 23/07/08

TABU HILANG, AKAL SEHAT BELUM DATANG

Tabu dalam kosakata bahasa inggris adalah Taboo, artinya larangan, Tabu dalam bahasa indonesia rasanya berarti sama, larangan melakukan sesuatu dan jika dilanggar akan kena sangsi yang disebut kualat.

Tabu berserakan di bumi Nusantara ini meskipun ada yang menganggap tahayul percaya kepada Tabu dan dianggap berdosa, seperti bermain jarum saat menjelang matahari terbenam, menjadikan bantal sebagai tempat duduk dan yang paling relevan saat ini adalah melarang menebang pohon di daerah tertentu.

Tabu sebagai produk kearifan leluhur

Tabu sebagai kearifan leluhur berbagai puak di Indonesia, dari Sunda, Jawa, Badui, Dayak, Papua dan seterusnya. Suku Badui tabu mandi menggunakan sabun dan menggunakan paku logam untuk membangun rumah, dahsyat bukan ? Tabu atau "teumenang" terberat adalah menebang pohon di hutan larangan, yang biasanya adalah sumber air untuk seluruh suku. Umumnya tabu masa lalu dapat dijelaskan secara rasional dan tabu masa kini, keseringan mengudap mi instan karena mengandung lilin, sulit dijelaskan.

Menebang pohon besar yang berusia ratusan tahun biasanya ditabukan, bahkan ada ancaman bisa mengancam nyawa si penebang segala. Tabu ini menemukan alasan logis, karena sungguh tak bermoral menebang sebuah pohon yang dengan susah payah hidup ratusan tahun dan memberi kehidupan kepada begitu banyak mahluk hidup, apalagi jika itu pohon satu satunya yang terbesar di tanah itu.

Ketika suku badui melarang penggunaan sabun mandi dan mencuci, hal itu dapat dijelaskan, karena akan mengakibatkan pencemaran dan larangan menebang pohon di sumber air adalah cara untuk melindungi ekosistim agar air tanah tersimpan dengan baik. Bayangkan jika suku ini tidak memiliki tabu yang mereka ikuti dengan taat, pasti sudah ratusan tahun lalu punah kekurangan air.

Tabu hilang akal sehat belum datang

Tabu saat ini pelan tapi pasti menghilang, pohon raksasa dengan enteng dan tanpa rasa takut kualat, ditebangi. Hutan larangan dijarah dan dengan pasti pula sumber air meredup. Produk teknologi dan keberanian melanggar tabu dengan alasan memerangi takhayul dan diperkuat dengan alasan akal sehat menghancurleburkan tabu ini.

Ketika Tabu hilang, pendidikan dianggap mampu menyelesaikan persoalan dan membuat anak bangsa lebih rasional memandang persoalan, sehingga saat produk pendidikan dan iptek sudah ter internalisasi, maka tanpa tabu pun keseimbangan alam dapat dipertahankan. Tetapi apa lacur, kecepatan hilangnya tabu, tidak sejalan dengan internalisasi iptek dan perilaku berdasar akal sehat.

Hal ini mungkin disebabkan proses pendidikan dan internalisasi iptek itu sendiri tidak bertujuan membuat manusia lebih rasional dalam melihat relasi alam dan manusia, atau pendidikan dan internalisasi iptek salah arah, hanya memfokuskan diri pada kedigdayaan umat manusia atas alam serta yang paling picik, hanya untuk kebutuhan tenaga kerja terampil, alat produksi.

Manusia yang terdidik dan konon sudah memiliki akal sehat mulai mengikis tabu dengan sangat cepat, namun akal sehat manusia tidak mampu menggantikan kedigdayaan tabu dalam mencegah manusia jaman dulu mengekploitasi alam.

Apakah tahayul menghilang pula, ternyata tidak. Meski tabu sudah raib, tetapi manusia masih percaya tahayul dan masih bersikap tidak rasional. Mereka masih percaya dengan tawaran bisnis yang keuntungannya melebihi keuntungan rentenir. Masih pula percaya dengan perdukunan yang umumnya adalah penipuan, bahkan saat pilkada dan pilpres, dukun politik laku keras.

Ketiadaan tabu mengakibatkan banyak sekali keseimbangan alam dilanggar, sehingga kekeringan, banjir, tanah longsor, kelaparan terjadi tanpa kendali. Akal sehat yang belum datang, tidak mampu mengendalikan bahkan menyelesaikan semua persoalan tersebut.

Tabu hilang, akal sehat belum datang.

Jakarta
14 Juli 2008

Sumber : Millist CFBE

16 Juli 2008

Tips; Mengotimalkan Mesin Pencari "google.com"

Mesin pencari Google sangat efektif untuk mencari apa saja di internet dengan waktu dan teknik yang bisa disebut "tepat".

Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan :
  1. Untuk mencari dokomen yang ditulis dalam microsof exel, ketikan di dalam kotak pencarian google seperti di atas (dalam blog saya ini) dimulai denagan kata:
    filetype:xls + nama data (key word) yang anda inginkan
  2. Untuk mencari data dokumen yang ditulis dengan microsoft word, ketikan di dalam kotak pencari google seperti ditas dimulai dengan kata :
    filetype:doc + nama dokumen (key word) yang anda inginkan
  3. Untuk mencari data dokumen presentasi yang ditulis dengan microsoft power point, ketikan di dalam kotak pencari google seperti ditas dimulai dengan kata :
    filetype:ppt + nama dokumen (key word) presentasi yang anda inginkan
  4. Untuk mencari dokumen yang tertulis dalam format adobreader atau acrobatreader (pdf), ketikan di dalam kotak pencari google seperti ditas dimulai dengan kata :
    filetype:pdf + nama dokumen (key word) yang anda inginkan
Dibawah ini akan dijelaskan tentang perintah khusus dan pengertian serta penggunaan dari tiap–tiap perintah untuk mendapatkan informasi tersembunyi dan sangat penting.

"Intitle:" adalah sintaks perintah untuk membatasi pencarian yang hanya menghasilkan judul yang mengandung informasi pada topik yang dimaksud.

Sebagai contoh pada pencarian, “intitle:password admin “ (tanpa tanda kutip). Pencarian akan mencari page yang mengandung kata “password“ sebagai judulnya dengan prioritas utama “admin” .Jika pada pencarian terdapat dua query pencarian utama, digunakan sintaks allintitle: untuk pencarian secara lengkap. Sebagai contoh pada pencarian “allintitle:admin mdb”. Maka pencarian akan dibatasi pada dua subjek utama judul yaitu “admin” dan “mdb”.

“inurl:” ialah sintaks perintah untuk membatasi pencarian yang hanya menghasilkan semua URL yang hanya berisi kata kunci informasi yang dimaksudkan. Sebagai contoh pencarian dalam pencarian,”inurl : database mdb”. Pencarian akan menghasilkan semua URL yang hanya mengandung informasi tentang “database mdb “.

Hal yang sama juga berlaku pada sintaks ini, jika terdapat dua query pencarian utama, digunakan sintaks “allinurl:” untuk mendapatkan list url tersebut. Sebagai contoh pencarian “allinurl: etc/passwd“ , pencarian akan menghasilkan URL yang mengandung informasi tentang “etc” dan “passwd”. Tanda garis miring slash (“/”) diantara dua kata etc dan passwd akan diabaikan oleh mesin pencari Google.

“site:” ialah sintaks perintah untuk membatasi pencarian suatu query informasi berdasarkan pada suatu situs atau domain tertentu. Sebagai contoh pada pencarian informasi: “waveguide site:itb.ac.id” (tanpa tanda kutip). Pencarian akan mencari topic tentang waveguide pada semua halaman yang tersedia pada domain itb.ac.id.

“cache:” akan menunjukkan daftar web yang telah masuk kedalam indeks database Google.

Sebagai contoh:

“cache:deffcon.org”, pencarian akan memperlihatkan list yang disimpan pada Google untuk page deffcon.org

“filetype:” ialah sintaks perintah pada Google untuk pencarian data pada internet dengan ekstensi tertentu (i.e. doc, pdf or ppt etc). Sebagai contoh pada pencarian :

“filetype:doc site:go.id confidental” ( tanpa tanda kutip). Pencarian akan menghasilkan file data dengan ekstensi “.doc” pada semua domain go.id yang berisi informasi “confidential”.

“link:” ialah sintaks perintah pada Google yang akan menunjukkan daftar list webpages yang memiliki link pada webpage special. Sebagai contoh:“link:www.securityfocus.com” akan menunjuukan daftar webpage yang memiliki point link pada page SecurityFocus.

“related:” sintaks ini akan memberikan daftar web pages yang serupa dengan web page yang di indikasikan. Sebagai contoh: “related:www.securityfocus.com”, pencarian akan memberi daftar web page yang serupa dengan homepage Securityfocus.

“intext:” sintaks perintah ini akan mencari kata kata pada website tertentu. Perintah ini mengabaikan link atau URL dan judul halaman. Sebagai contoh :“intext:admin” (tanpa tanda petik), pencarian akan menghasilkan link pada web page yang memiliki keyword yang memiliki keyword admin.

Pada kesempatan ini dipaparkan bagaimana penggunaan sintaks “index of” untuk mendapatkan hubungan pada webserver dengan direktori indeks browsing yang dapat diakses.. Hal tersebut merupakan sumber informasi yang sederhana dapat diperoleh, akan tetapi isi dari informasi seringkali merupakan informasi yang sangat penting. Informasi tersebut dapat saja berupa password akses atau data transaksi online dan hal yang sangat penting lainnya. Dibawah ini merupakan beberapa contoh penggunaan sintaks “ indeks of” untuk mendapatkan informasi yang penting dan sensitive sifatnya.

ex :

Index of /admin
Index of /passwd
Index of /password
Index of /mail
"Index of /" +passwd
"Index of /" +password.txt
"Index of /" +.htaccess
"Index of /secret"
"Index of /confidential"
"Index of /root"
"Index of /cgi-bin"
"Index of /credit-card"
"Index of /logs"
"Index of /config"
"Index of /admin.asp"
"Index of /login.asp"

Sintaks “inurl:” atau “allinurl:” dapat dikombinasikan dengan sintaks yang lainnya seperti pada daftar dibawah ini :

inurl: /cgi-bin/cart32.exe
inurl:admin filetype:txt
inurl:admin filetype:db
inurl:admin filetype:cfg
inurl:mysql filetype:cfg
inurl:passwd filetype:txt
inurl:iisadmin
inurl:auth_user_file.txt
inurl:orders.txt
inurl:"wwwroot/*."
inurl:adpassword.txt
inurl:webeditor.php
inurl:file_upload.php
inurl:gov filetype:xls "restricted"
index of ftp +.mdb allinurl:/cgi-bin/ +mailto allinurl:/scripts/cart32.exe
llinurl:/CuteNews/show_archives.php
allinurl:/phpinfo.php
allinurl:/privmsg.php
allinurl:/privmsg.php
inurl:cgi-bin/go.cgi?go=*
allinurl:.cgi?page=*.txt
allinurul:/modules/My_eGallery

Penggunaan lain dari sintaks “intitle:” atau “allintitle:” yang dikombinasikan dengan sintaks lainnya antara lain :

intitle:"Index of" .sh_history
intitle:"Index of" .bash_history
ntitle:"index of" passwd
intitle:"index of" people.lst
intitle:"index of" pwd.db
intitle:"index of" etc/shadow
intitle:"index of" spwd
intitle:"index of" master.passwd
intitle:"index of" htpasswd
intitle:"index of" members OR accounts
intitle:"index of" user_carts OR user_cart
allintitle: sensitive filetype:doc
allintitle: restricted filetype :mail
allintitle: restricted filetype:doc site:gov
allintitle:*.php?filename=*
allintitle:*.php?page=*
allintitle:*.php?logon=*

Dibawah ini ada beberapa contoh kasus:
(silahkan mencoba...segala resiko berkenaan dengan security website yang dituju...merupakan tanggung jawab masing-masing)

Operator dasar

+, -, ~ , ., *, “”, , OR

Operator tambahan

allintext:, allintitle:, allinurl:, bphonebook:, cache:, define:, filetype:, info:, intext:, intitle:, inurl:, link:, phonebook:, related:, rphonebook:, site:, numrange:, daterange

Extensi yang dapat dicari:
HyperText Markup Language (html)
Microsoft PowerPoint (ppt)
Adobe Portable Document Format (pdf)
Microsoft Word (doc)
Adobe PostScript (ps)
Microsoft Works (wks, wps, wdb)
Lotus 1-2-3 (wk1, wk2, wk3, wk4, wk5, wki, wks, wku)
Microsoft Excel (xls)
Microsoft Write (wri)
Lotus WordPro (lwp)
Rich Text Format (rtf)
MacWrite (mw)
Shockwave Flash (swf)
Text (ans, txt)

Pencarian berdasarkan range
komputer Rp5000000..7000000

Pencarian gaji
Salary filetype: xls site: edu
Salary filetype: xls site: edu

Informasi financial
Filetype: xls “checking account” “credit card” -intext: Application -intext: Form
Intitle: “Index of” finances.xls

Mencari inbox e-mail
Intitle: Index.of inurl: Inbox (456) (mit mailbox)
Intitle: Index.of inurl: Inbox (inurl: User OR inurl: Mail) (220)

Mendeteksi OS
"Microsoft-IIS/5.0 server at”
Intitle: “Welcome to Windows 2000 Internet Services” IIS 5.0
Intitle: Test.Page.for.Apache seeing.this.instead
Intitle: Test.page “SSL/TLS-aware”

Mencari password
Inurl: etc inurl: passwd
Intitle: “Index of..etc” passwd
"# -FrontPage-" inurl: service.pwd
Inurl: admin.pwd filetype: pwd
Filetype: inc dbconn
Filetype: inc intext: mysql_connect
Filetype: ini +ws_ftp +pwd
Filetype: log inurl: “password.log”

Mencari User Name
+intext: "webalizer" +intext: “Total Usernames” +intext: “Usage Statistics for”

Mencari License Key
Filetype: lic lic intext: key

Sensitve Directories Listing
Intitle: “Index of” cfide
Intitle: index.of.winnt
Intitle: “index of” iissamples

KATA KATA KUNCI MENDAPATKAN USERNAMES
———————————————————
KATA KUNCI KETERANGAN
———————————————————
inurl:admin inurl: userlist Generic userlist files
———————————————————
inurl:admin filetype: asp Generic userlist files
inurl:userlist
———————————————————
inurl: Half-life statistics file, lists username and
hlstats intext: other information
Server Username
———————————————————
filetype:ctl
inurl:haccess. Microsoft FrontPage equivalent of htaccess
ctl Basic shows Web user credentials
———————————————————
filetype:reg
reg intext: Microsoft Internet Account Manager can
———————————————————
”internet account manager” reveal usernames and more
filetype:wab wab Microsoft Outlook Express Mail address
books
———————————————————
filetype:mdb inurl:profiles Microsoft Access databases containing
profiles.
———————————————————
index.of perform.ini mIRC IRC ini file can list IRC usernames and
other information
———————————————————
inurl:root.asp?acs=anon Outlook Mail Web Access directory can be
used to discover usernames
———————————————————
filetype:conf inurl:proftpd. PROFTP FTP server configuration file
conf –sample reveals username and server information
———————————————————
filetype:log username putty PUTTY SSH client logs can reveal usernames and server information
———————————————————
filetype:rdp rdp Remote Desktop Connection files reveal user credentials
———————————————————
intitle:index.of UNIX bash shell history reveals commands
.bash_history typed at a bash command prompt; usernames
are often typed as argument strings
———————————————————
intitle:index.of UNIX shell history reveals commands typed at
.sh_history a shell command prompt; usernames are
often typed as argument strings
———————————————————
“index of ” lck Various lock files list the user currently using
a file
———————————————————
+intext:webalizer +intext: Webalizer Web statistics page lists Web user-
Total Usernames +intext: names and statistical information
”Usage Statistics for”
———————————————————
filetype:reg reg HKEY_ Windows Registry exports can reveal
CURRENT_USER username usernames and other information
———————————————————

TABEL KATA-KATA KUNCI MENDAPATKAN PASSWORD

———————————————————
KATA KUNCI KETERANGAN
———————————————————
inurl:/db/main.mdb ASP-Nuke passwords
———————————————————
filetype:cfm “cfapplication ColdFusion source with potential passwords
name” password
———————————————————
filetype:pass dbman credentials
pass intext:userid
———————————————————
allinurl:auth_user_file.txt DCForum user passwords
———————————————————
eggdrop filetype:user user Eggdrop IRC user credentials
———————————————————
filetype:ini inurl:flashFXP.ini FlashFXP FTP credentials
———————————————————
filetype:url +inurl:”ftp://” FTP bookmarks cleartext passwords
+inurl:”@”
———————————————————
inurl:zebra.conf intext: GNU Zebra passwords
password -sample -test
-tutorial –download
———————————————————
filetype:htpasswd htpasswd HTTP htpasswd Web user credentials
———————————————————
intitle:”Index of” “.htpasswd” HTTP htpasswd Web user credentials
“htgroup” -intitle:”dist”
-apache -htpasswd.c
———————————————————
intitle:”Index of” “.htpasswd” HTTP htpasswd Web user credentials
htpasswd.bak
———————————————————
“http://*:*@www” bob:bob HTTP passwords (bob is a sample username)
———————————————————
“sets mode: +k” IRC channel keys (passwords)
———————————————————
“Your password is * Remember IRC NickServ registration passwords
this for later use”
———————————————————
signin filetype:url JavaScript authentication credentials
———————————————————
LeapFTP intitle:”index.of./” LeapFTP client login credentials
sites.ini modified
———————————————————
inurl:lilo.conf filetype:conf LILO passwords
password -tatercounter2000
-bootpwd –man
———————————————————
filetype:config config intext: Microsoft .NET application credentials
appSettings “User ID”
———————————————————
filetype:pwd service Microsoft FrontPage Service Web passwords
———————————————————
intitle:index.of Microsoft FrontPage Web credentials
administrators.pwd
———————————————————
“# -FrontPage-” Microsoft FrontPage Web passwords
inurl:service.pwd
ext:pwd inurl:_vti_pvt inurl: Microsoft FrontPage Web passwords
(Service authors administrators)
———————————————————
inurl:perform filetype:ini mIRC nickserv credentials
———————————————————
intitle:”index of” intext: mySQL database credentials
connect.inc
———————————————————
intitle:”index of” intext: mySQL database credentials
globals.inc
———————————————————
filetype:conf oekakibbs Oekakibss user passwords
———————————————————
filetype:dat wand.dat Opera‚ ÄúMagic Wand‚Äù Web credentials
———————————————————
inurl:ospfd.conf intext: OSPF Daemon Passwords
password -sample -test
-tutorial –download
———————————————————
index.of passlist Passlist user credentials
———————————————————
inurl:passlist.txt passlist.txt file user credentials
———————————————————
filetype:dat “password.dat” password.dat files
———————————————————
inurl:password.log filetype:log password.log file reveals usernames,
passwords,and hostnames
———————————————————
filetype:log inurl:”password.log” password.log files cleartext
passwords
———————————————————
inurl:people.lst filetype:lst People.lst generic password file
———————————————————
intitle:index.of config.php PHP Configuration File database
credentials
———————————————————
inurl:config.php dbuname dbpass PHP Configuration File database
credentials
———————————————————
inurl:nuke filetype:sql PHP-Nuke credentials
———————————————————
filetype:conf inurl:psybnc.conf psyBNC IRC user credentials
“USER.PASS=”
———————————————————
filetype:ini ServUDaemon servU FTP Daemon credentials
———————————————————
filetype:conf slapd.conf slapd configuration files root password
———————————————————
inurl:”slapd.conf” intext: slapd LDAP credentials
”credentials” -manpage
-”Manual Page” -man: -sample
———————————————————
inurl:”slapd.conf” intext: slapd LDAP root password
”rootpw” -manpage
-”Manual Page” -man: -sample
———————————————————
filetype:sql “IDENTIFIED BY” –cvs SQL passwords
———————————————————
filetype:sql password SQL passwords
———————————————————
filetype:ini wcx_ftp Total Commander FTP passwords
———————————————————
filetype:netrc password UNIX .netrc user credentials
———————————————————
index.of.etc UNIX /etc directories contain
various credential files
———————————————————
intitle:”Index of..etc” passwd UNIX /etc/passwd user credentials
———————————————————
intitle:index.of passwd UNIX /etc/passwd user credentials
passwd.bak
———————————————————
intitle:”Index of” pwd.db UNIX /etc/pwd.db credentials
———————————————————
intitle:Index.of etc shadow UNIX /etc/shadow user credentials
———————————————————
intitle:index.of master.passwd UNIX master.passwd user credentials
———————————————————
intitle:”Index of” spwd.db UNIX spwd.db credentials
passwd -pam.conf
———————————————————
filetype:bak inurl:”htaccess UNIX various password file backups
passwdshadowhtusers
———————————————————
filetype:inc dbconn Various database credentials
———————————————————
filetype:inc intext:mysql_ Various database credentials, server names
connect
———————————————————
filetype:properties inurl:db Various database credentials, server names
intext:password
———————————————————
inurl:vtund.conf intext:pass –cvs Virtual Tunnel Daemon passwords
———————————————————
inurl:”wvdial.conf” intext: wdial dialup user credentials
”password”
———————————————————
filetype:mdb wwforum Web Wiz Forums Web credentials
———————————————————
“AutoCreate=TRUE password=*” Website Access Analyzer user passwords
———————————————————
filetype:pwl pwl Windows Password List user credentials
———————————————————
filetype:reg reg +intext: Windows Registry Keys containing user
”defaultusername” intext: credentials
”defaultpassword”
———————————————————
filetype:reg reg +intext: Windows Registry Keys containing user
”internet account manager” credentials
———————————————————
“index of/” “ws_ftp.ini” WS_FTP FTP credentials
“parent directory”
———————————————————
filetype:ini ws_ftp pwd WS_FTP FTP user credentials
—————————————————----
inurl:/wwwboard wwwboard user credentials
—————————————————----
Password dalam beberapa bahasa sbb:
—————————————————–
BAHASA KATA-KATA TRANSLATE
—————————————————–
German password Kennwort
Spanish password contraseña
French password mot de passe
Italian password parola d’accesso
Portuguese password senha
Dutch password Paswoord
—————————————————–

KETERANGAN :

Tips ini disajikan demi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Silahkan dipelajari/dicoba, segala resiko berkenaan dengan penyalahgunaan security website yang dituju merupakan tanggung jawab Anda.

Sumber/referensi :
New Page 14

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
PANDUAN VERIFIKASI AKUN PAYPAL ANDA KE REKENING BANK ANDA [KLIK DISINI]

Cari artikel, informasi di website dan atau di blog ini, seperti; foto (image), audio dan video dengan mesin Google berikut. Ketik keyword (kata kunci) dalam kotak, klik tombol "cari" pada form berikut :
Google
TIPs : Untuk mengotimalkan pemakaian mesin pencari "google.com" diatas, dapat Anda pelajari disini, silahkan klik: [http://zulfikri-kamin.blogspot.com/2008/07/tips-mengotimalkan-mesin-pencari.html] ----------